AYPI Usulkan Sekolah Kenalkan Ilmuwan Muslim pada Siswa
AYPI menilai khazanah ilmuwan Muslim juga tak kalah dengan Barat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) mengusulkan agar lembaga-lembaga pendidikan Islam kembali memperkenalkan para tokoh saintis Muslim dan teori-teorinya kepada para siswa.
Ketua Dewan Pembina AYPI), H E Afrizal Sinaro, berharap dengan mengenalkan tokoh saintis Muslim dan karyanya kepada generasi masa kini dapat membangkitkan rasa bangga terhadap peradaban Islam.
Sebab menurut Afrizal saat ini kebanyakan lembaga pendidikan lebih populer mengenalkan tokoh-tokoh saintis dari negara-negara barat. Padahal dalam catatan sejarah ada banyak ilmuwan Muslim yang menghasilkan karya-karya yang menginspirasi para ilmuwan modern.
"Akibat pendidikan kita berkiblat ke Barat, maka pengenalan tokoh saintis dan materi pelajaran sains di sekolah hampir semua mengenalkan teori ilmuan barat. Padahal sejatinya ilmuwan barat itu belajar dari ilmuwan atau saintis Islam," kata Afrizal kepada Republika,co.id, Selasa (2/11).
Selain itu menurut Afrizal minimnya referensi dan buku-buku tentang tokoh ilmuwan Islam juga menjadi penyebab rendahnya wawasan para guru di sekolah Islam dalam mengajarkan ilmu pengetahuan sains kepada siswa. Karena itu, ia mengusulkan agar sekolah kembali menguatkan pengenalan tokoh Ilmuwan Muslim dan teorinya kepada para siswa.
"Saya mengusulkan bagi lembaga pendidikan Islam, madrasah dan pesantren sudah saatnya untuk memberikan penguatan pembelajaran ilmu pengetahuan sains Islam, agar para murid paham dan bangga dengan tokoh-tokoh Islam yang pernah mengharumkan kejayaan peradaban umat Islam," katanya.
Sementara itu, upaya sejumlah lembaga pendidikan Islam untuk memperkenalkan kembali tokoh-tokoh saintis Muslim dinilai sangat baik untuk membentuk karakter positif siswa.
Psikolog pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Dr Nurul Hidayah, mengatakan para siswa dapat mempelajari bagaimana para ilmuwan Muslim berkontribusi dalam membangun peradaban.
Sebab menurutnya selama ini para siswa lebih populer mengenal tokoh-tokoh ilmuwan Barat. Padahal ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat di negara-negara barat baru pada abad ke-15 sampai abad ke-16 atau disebut periode renaisans.
Jauh sebelum itu dunia Islam memiliki banyak ilmuwan termasyhur yang mendorong kejayaan perkembangan pengetahuan yang puncaknya terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Tokoh-tokoh ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina dan Al Khawarizmi berada di antara deretan ilmuwan Muslim yang karya-karyanya telah menginspirasi para ilmuwan modern.
Namun menurut Nurul selain memperkenalkan kembali teori-teori para ilmuwan Muslim, yang tak kalah penting adalah memperkenalkan karakter dan kepribadian ilmuwan Muslim kepada para siswa.
"Tentunya karakteristik dari para ilmuwan muslim itu juga perlu diperkenalkan, tidak hanya konten keilmuannya tapi juga karakteristik positif seperti bagaimana daya juang mereka untuk mencari ilmu di masa itu, keistqamahan, itu juga merupakan karakteristik positif yang perlu ditanamkan kepada anak didik," kata Nurul kepada Republika,co.id, Selasa.