Kasus Perampokan di Padang Terungkap, Satpam Diduga Terlibat
Kasus perampokan rumah di Padang menewaskan satu pemilik rumah.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Polisi meringkus tiga orang yang terlibat dalam kasus perampokan dan pembunuhan di kawasan Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) yang menewaskan satu pemilik rumah pekan lalu. Dua pelaku merupakan asisten rumah tangga dan satpam rumah.
Polisi membeberkan tiga orang aktor utama dalam kasus perampokan dan pembunuhan yang terjadi di kawasan Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Dua orang pelaku di antaranya merupakan orang terdekat korban.
Mereka adalah asisten rumah tangga (ART) bernama Eni Natalia (23) dan Robi Fernandes (23) yang merupakan satpam rumah. Polisi mengatakan kedua pelaku ini ternyata telah menyusun skenario perampokan di rumah majikannya sejak lebaran 2021.
Sedang satu pelaku lagi bernama Rusmanila (42) yang ditangkap di Palembang, Sumatra Selatan. Pelaku ini adalah saudara dari ART yang berperan mencari orang yang bisa melakukan eksekutor dalam aksi perampokan.
"Jadi skenario sudah diatur sejak lebaran oleh ART dan satpam rumah untuk melakukan perampokan," kata Kapolresta Padang, Kombes Pol Imran Amir, di Mapolresta Padang, Jumat (5/11).
Imran menyebut, jumlah pelaku dalam kasus ini adalah enam orang. Tiga orang lainnya yang belum ditangkap merupakan sebagai eksekutor yang kini jadi buron.
Polresta Padang kata dia sudah berkoordinasi dengan Polda Sumatra Selatan untuk berusaha menangkap pelaku yang masih buron ini. Saat dilakukan perampokan, ART dan satpam ini diketahui berpura-pura ikut disekap. Tiga orang pelaku yang merupakan sebagai eksekutor sebelumnya dibantu oleh mereka lalu masuk ke dalam rumah sekitar pukul 21.00 WIB.
Kejadian ini baru dilaporkan pada pagi harinya oleh si satpam. Bahkan, pihak kepolisian sekitar 10 jam baru mengetahui bahwa adanya upaya perampokan tersebut.
Imran menyebutkan, korban meninggal yang merupakan majikan disekap tiga orang pelaku dengan selimut lantaran berupaya berteriak. Hal ini membuat korban meninggal dunia diduga sesak napas.
"Dalam kejadian ini ada satu korban meninggal dunia karena disekap dengan selimut agar tidak berteriak. Mungkin kehabisan napas akhirnya meninggal dunia," ujar Imran.
Suami korban, Kusdiantara disekap dan dibawa ke kamar mandi. ART dan satpam kemudian berpura-pura disekap dan menyampaikan ke masyarakat bahwa ada kejadian itu.
Kasus perampokan dan pembunuhan ini terjadi pada Sabtu (23/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Korban meninggal dunia dalam peristiwa ini bernama Yuni Nelti. Yuni diketahui seorang pengusaha gas elpiji.
Sedangkan, suaminya Kusdiantara mengalami patah tulang. Para pelaku berhasil membawa kabur pelaku berikut dengan emas serta kartu ATM. Dalam kejadian ini total kerugian korban mencapai Rp 500 juta.