Luwi: Andika Janji Pendekatan Humanis Terkait Konflik Papua

Anggota DPR Lodewijk menyebut Andika pilih pembinaan teritorial dalam konflik Papua

Republika/Putra M. Akbar
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bersalaman dengan Wakil Ketua DPR Lodewijk F. Paulus usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon panglima TNI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11). Komisi I DPR RI menyetujui Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI yang baru menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Lodewijk F Paulus, mengungkapkan salah isu yang disoroti calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, dalam fit and proper test yang digelar Komisi I DPR hari ini yaitu soal isu konflik di Papua.


Lodewijk mengatakan salah satu yang ditekankan Andika terkait isu tersebut yaitu bagaimana penyelesain konflik di Papua dilakukan melalui pendekatan secara humanis.

"Prioritas-prioritas tentunya salah satu, masalah Papua. Papua yang beliau angkat bagaimana pendekatan penyelesaian Papua yang dilaksanakan dengan memanfaatkan operasi pembinaan teritorial," kata anggota dewan yang kerap disapa Luwi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11).

Lodewijk menambahkan, Andika tidak ingin menggunakan sistem senjata utama, melainkan sistem senjata sosial.

"Artinya komunikasi. Andalannya dia bukan satuan tempur tapi satuan-satuan teritorial yang digelar mulai dari babinsa, danramil, kemudian kodim dan itu yang diperkuat," jelasnya.

Prinsipnya, dikatakan Lodewijk adalah Andika ingin TNI ke depan bagaimana memenangkan pertempuran tanpa peperangan. Andika ingin TNI  melakukan pendekatan lunak dalam menghadapi  konflik di Papua.

"Kita berharap demikian dan Pak Andika sudah mulai dengan menggelar satuan-satuan teritorial di sana, karena diambil dari seluruh prajurit angkatan darat tentunya diseleksi karena berbicara teritorial ada kriteria khusus bagi seorang prajurit untuk bisa melakukan ini," terangnya.

Sementara itu saat ditanya wartawan terkait isu Papua, Andika belum mau berbicara banyak. "Yang Papua tunggu ya," ucapnya.

Namun dalam paparan visi misinya di fit and proper test, Andika menjelaskan penguatan intelijen perlu dilakukan."Gangguan keamanan, baik konflik horizontal, maupun vertikal, itu juga satu hal yang menurut kami perlu mendapatkan prioritas atau fokus pada era ke depan," ucapnya. 

Sebelumnya DPR RI memberikan persetujuan terhadap Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Andika akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun bulan November 2021 ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler