Sidebar

Bandara Soekarno-Hatta Dukung Umroh Satu Pintu

Sunday, 07 Nov 2021 08:50 WIB
Bandara Soekarno-Hatta Dukung Umroh Satu Pintu. Foto: Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Agama bersama Otoritas Bandara (Otban) Wilayah I menggelar pertemuan untuk membahas persiapan keberangkatan umroh. Meskipun Arab Saudi belum memberikan informasi resmi tentang kepastian waktu pembukaan umroh bagi Jemaah Indonesia, namun berbagai persiapan terus dilakukan oleh Kementerian Agama.

Baca Juga


 Pada Rabu (11/2) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh menggelar dua pertemuan penting sekaligus. Pada Rabu pagi berdiskusi dengan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan untuk melanjutkan pembicaraan teknis integrasi aplikasi Siskopatuh dengan Pedulilindungi guna pembukaan QR Code sertifikat vaksin bagi jemaah umrah. Sedangkan pada siang harinya berkunjung ke Otban Wilayah I di Bandara Soekarno Hatta untuk membicarakan teknis pelayanan bandara bagi jemaah umroh masa pandemi covid-19.

 Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra, hadir bersama Kasubdit Perizinan, Akreditasi, dan Bina PPIU serta Kasubdit Perizinan, Akreditasi, dan Bina PIHK mewakili Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus. Pada pertemuan tersebut dibahas berbagai skema pelayanan Jemaah umroh di bandara Soekarno Hatta.

 “Perlu kami sampaikan kepada Otban bahwa Kementerian Agama bersama kementerian/lembaga terkait secara marathon sedang menyiapkan berbagai hal teknis sebagai langkah antisipasi pembukaan umrah masa pandemi,” kata Noer Alya Fitra melalui keterangan tertulis yang diterima Republika Kamis, Selasa (4/11).

 Menurutnya, langkah cukup progresif telah Kemang makukan bersama Kementerian Kesehatan dalam penyiapan regulasi teknis pelayanan kesehatan bagi jemaah umrah, termasuk diantaranya sertifikat vaksin. Selanjutnya, juga akan membahas tentang data jamaah umrah yang harus disinkronisasi bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil.

 Pada kesempatan tersebut Nafit juga menjelaskan tentang skema umrah satu pintu. Skema tersebut dimaksudkan agar memudahkan pengendalian, pengawasan, dan memastikan kesehatan, keamanan, dan keselamatan jemaah umrah yang dilaksanakan pada masa pandemi covid-19. Pemberangkatan dan pemulangan jemaah umrah pada tahap-tahap awal keberangkatan melalui 'satu pintu' yaitu Bandara Soekarno Hatta. Selain itu juga dijelaskan tentang rencana penggunaan asrama haji sebagai titik awal keberangkatan jemaah umrah.

 "Jamaah umroh harus sudah clear di asrama haji, baik dari sisi kelengkapan dokumen perjalanan maupun kesehatannya. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan bantuan Otban untuk memastikan fasilitas asrama haji memenuhi persyaratan untuk diberlakukan sebagai tempat keberangkatan internasional, seperti pelayanan jemaah haji reguler," terangnya.

Menanggapi rencana Kementerian Agama tersebut, Kepala Otoritas Bandara Wilayah I, Yufridon Gandoz Situmeang memberikan apresiasi langkah-langkah yang telah diambil Kementerian Agama. Gandoz juga siap mendukung Kementerian Agama dalam menyiapkan pelayanan umroh di Bandara Soekarno Hatta.

 “Tentu kami sangat mendukung Kementerian Agama. Terkait hal teknis di asrama haji, kami akan segera melakukan evaluasi kesiapannya sebagai terminal internasional. Dengan konsep seperti haji reguler, berarti di asrama haji sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan imigrasi jemaah umroh, termasuk alat angkut dari asrama ke bandara harus benar-benar save dan secure,” terang Gandoz menjelaskan.

 Gandoz juga mendorong agar Kementerian Agama berkoordinasi lebih detail tentang teknis keberangkatan jemaah. “Secara prinsip Otban siap berkoordinasi lebih cepat agar semua hal-hal teknis keberangkatan, layanan penerbangan, dan bandara siap saat umroh dibuka,” tegasnya.

 Menurutnya penerbangan jemaah umrah lebih secure dengan penerbangan langsung (direct flight). Dia juga mengusulkan agar pesawat yang digunakan jemaah umrah tidak bersama dengan penumpang reguler. “Kita harus menjamin bahwa jemaah umrah aman dan tidak terpapar covid-19 saat di perjalanan, maka akan lebih baik bila tidak bercampur dengan penumpang reguler,” kata Gandoz mengusulkan.

 Pada akhir pertemuan, Gandoz juga berpesan agar Kementerian Agama bersama dengan PPIU dapat mengedukasi jemaah umrah. Terlebih saat ini status pandemi covid-19 belum dicabut oleh otoritas kesehatan dunia.

 “Otban harus menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan, termasuk bagi jemaah umroh. Kami juga berharap Kemenag bersama travel umrah menginformasikan secara lengkap kepada jemaah agar disiplin ikuti prokes, dalam rangka ketertiban dan kelancaran pelayanan di bandara,” pungkasnya.

Berita terkait

Berita Lainnya