Bio Farma: Tes PCR Indonesia Lebih Murah dari Malaysia & UEA

Harga tes PCR akan semakin murah ke depan karena makin banyak suplai alat tes.

Antara/Aprillio Akbar
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (kedua kanan) berbincang dengan stafnya sebelum dimulainya rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompeks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). RDP tersebut membahas implementasi keputusan tarif tertinggi pemeriksaan Real Time PCR/Antigen dan progress program vaksinasi nasional.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir angkat bicara tentang permintaan DPR soal harga tes polymerase chain reaction (PCR). Honesti mengatakan pemerintah sudah mengambil langkah untuk menentukan harga PCR. Ia mengungkapkan saat ini harga tes PCR di Indonesia yang termurah dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan Singapura.

"Menurut kami harga tes PCR di Indonesia ini adalah yang termurah kalau kita bandingkan dengan tetangga, seperti Thailand, Malaysia, Singapura," ujar Honesti.

Bahkan, harga tes PCR di Indonesia lebih murah ketimbang Uni Emirat Arab (UEA). Ia yakin, harga tes PCR akan semakin murah ke depannya karena semakin banyaknya suplai alat tes.

"Saya berkeyakinan dengan semakin banyak suplai dalam negeri, mungkin harga ini bisa kita turunkan sampai level tertentu," ujar Honesti.

DPR berharap harga tes PCR bisa di bawah Rp 200 ribu. Anggota Komisi VI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade meminta agar Bio Farma dapat menurunkan harga tes PCR di bawah Rp 200 ribu. Sebab dalam beberapa waktu terakhir, terus terjadi penurunan harga tes tersebut.

"Seharusnya bisa di bawah 200 ribu, bahkan di saat harga mahal itu seharusnya bulan Maret dan April 2021. Sebenarnya kita bulan Maret dan April 2021 seharusnya kita sudah bisa di bawah 200 ribu," ujar Andre dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Selasa (9/11).

Baca Juga


Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima berharap industri farmasi yang berada di bawah Kementerian BUMN dapat menurunkan lagi harga polymerase chain reaction (PCR). Tujuannya, agar tak memberatkan masyarakat.

"Terutama juga melindungi daya beli masyarakat, karena PCR ini sangat terkait sekali dengan hal-hal yang menyangkut pengatasan dampak daripada pandemi," ujar Aria dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, Selasa (9/11).

Tes PCR, kata Aria, juga menjadi polemik di masyarakat karena kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah. Padahal, murahnya harga tes PCR dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang terdampak pandemi.

"Kita mengatasi virusnya, dan penularannya, dan dampaknya karena dengan diharapkan harga PCR yang lebih terjangkau akhirnya berdampak pada geliat ekonomi," ujar Aria.

Baca juga : Obat Antibodi Covid-19 China Tunjukkan Hasil Menjanjikan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler