Buntut Insiden Astroworld, Travis Scott Kena Gugat

Saksi mata menyebut suasana menjadi menggila ketika Travis Scott tampil.

AP
Rapper Travis Scott tampil di Astroworld Festival, NRG Park, Houston, Amerika Serikat, Jumat (5/11). Delapan orang meninggal dan banyak yang luka-luka setelah penonton merangsek ke depan panggung saat Scott tampil.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala polisi Houston, Texas, Chief Troy Finner sempat bertemu sebentar dengan Travis Scott sebelum bintang hip-hop itu tampil di Festival Musik Astroworld pada Jumat (5/11) waktu setempat. Finner mengatakan, ia bertemu dengan Scott dan kepala keamanan konser beberapa saat sebelum insiden naas terjadi di festival itu.

Finner mengajak Scott untuk menyuarakan "keprihatinan akan keamanan publik" sebelum rapper itu naik ke panggung. Pertunjukan utama di Festival Astroworld itu berakhir dengan delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka karena terinjak-injak.

"Pertemuan itu singkat, penuh hormat, dan kesempatan bagi saya untuk berbagi masalah keamanan publik sebagai kepala polisi," kata Finner, dikutip dari Reuters, pada Selasa.

Finner tidak menyebutkan secara eksplisit tentang perilaku yang semakin tidak terkendali sepanjang hari di antara kerumunan yang sebagian besar anak muda itu. Di sisi lain, Scott telah membatalkan penampilan yang dijadwalkan akhir pekan ini di acara outdoor serupa di Las Vegas, kata seorang sumber.

Scott juga mengatakan pada hari Senin (8/11) bahwa dia akan menanggung semua biaya pemakaman dan menawarkan bantuan kepada mereka yang terkena dampak. Dia juga akan bekerja sama dengan penegak hukum dan pejabat kota untuk "berhubungan dengan hormat dan tepat" dengan para korban dan keluarga mereka, menurut sebuah pernyataan.

Kronologi

Sebanyak delapan korban tewas "terlindas" oleh ribuan penonton yang memadati NRG Park, Houston, Amerika Serikat sekitar pukul 21:30. Beberapa di antaranya tidak bisa bernapas dan yang lain terinjak-injak.
Sementara itu, ratusan orang lainnya di tengah kerumunan sebanyak 50 ribu orang, dilaporkan terluka. Delapan penggemar yang kehilangan nyawa berkisar pada usia dari 14 hingga 27 tahun.
 
Meskipun sempat menghentikan musik beberapa kali setelah melihat penggemar ada yang membutuhkan perhatian medis, Scott tetap menyelesaikan penampilannya sampai akhir. Pertunjukan berlanjut selama 37 menit.
 
Scott kemudian merilis video pendek pada Sabtu (6/11) malam. Ia mengatakan kesaksiannya ketika dia berada di atas panggung.
 
"Saya tidak pernah bisa membayangkan parahnya situasi."
 
Scott juga mengunggah pernyataan di Twitter yang mengatakan dia "hancur" dan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang. Lebih dari selusin tuntutan hukum dari para korban dan keluarga mereka telah diajukan terhadap beberapa terdakwa, termasuk Scott dan promotor konser Live Nation Entertainment Inc dan Score More.
 
Tuntutan hukum umumnya menuduh Live Nation bertindak lalai karena gagal membuat dan menegakkan protokol keselamatan yang memadai, gagal memberikan keamanan yang memadai, dan gagal mempertahankan pengendalian massa yang tepat. Live Nation mengeluarkan pernyataan pada hari Senin (8/11) yang mengatakan perusahaan "akan menangani semua masalah hukum pada waktu yang tepat."
 
Perwakilan Scott menolak berkomentar tentang gugatan perdata yang diajukan. Sementara itu, seorang saksi mata sekaligus saudara dari korban jiwa Danish Baig, Basil Baig, memberikan kesaksiannya.
 
"Begitu Travis Scott keluar, suasana menjadi gila. Orang-orang mulai meninju, mendorong, dan melakukan hal-hal yang menghebohkan satu sama lain. Tidak ada ruang untuk bernapas," kata Baig.
 
"Kami menginginkan keadilan untuk Danish dan semua anak-anak, keluarga, serta mereka yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Kami akan mendapatkan keadilan dari Travis Scott. Andalah yang bertanggung jawab. Tangan Anda berlumuran darah, Bung," imbuhnya.

Tuntutan korban
Baca Juga


Pengacara Tony Buzbee mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin (8/11) bahwa perusahaannya berencana untuk menuntut atas nama Axel Acosta (21) yang meninggal di festival tersebut. Ia juga mewakili setidaknya 34 korban lainnya.

 
"Sudah jelas bahwa konser ini direncanakan dengan sangat buruk," kata Buzbee kepada wartawan.
 
Buzbee mengatakan bahwa rekaman video dari acara yang diunggah ke media sosial sebelum dan selama lonjakan massa yang mematikan pada hari Jumat (5/11) menunjukkan adegan "kekacauan murni dan total".
 
"Axel meninggal di tanah berlumpur dari konser yang dia hadiri untuk bersenang-senang," kata Buzbee.
 
Panggung utama festival Astroworld tempat Travis Scott tampil di lahan parkir NRG Genter, Houston, AS, pada Jumat malam pekan lalu. Padatnya penonton menewaskan delapan di antaranya. Lokasi konser tampak penuh dengan puing-puing pada Senin (8/11). - (AP)
 

"Baik Travis Scott maupun rombongan ... promotor, penyelenggara, atau sponsor tidak cukup peduli pada Axel untuk melakukan upaya minimal untuk menjaga dia dan orang lain di konser tetap aman," imbuhnya.

 
Berbagai tuntutan yang memanas berdampak pada turunnya saham promotor Live Nation sebesar 5,4 persen pada Senin (8/11). Perusahaan lalu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah bertemu dengan pihak berwenang dan menyerahkan asemua rekaman video konser.
 
Live Nation juga mengatakan telah menawarkan pengembalian uang (refund) kepada penonton dan berencana untuk memberikan konseling kesehatan mental dan membantu membayar biaya pengobatan bagi para korban. Polisi telah membuka penyelidikan kriminal atas insiden tersebut, dan Hakim Lina Hidalgo, telah menyerukan penyelidikan independen.
 
Roderick Payne, pakar pengendalian massa yang perusahaannya menyediakan keamanan untuk acara berskala besar, mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang akan meninjau rencana keamanan dan menentukan apakah ada kesalahan. Tetapi, dia juga mengatakan ada batasan seberapa banyak keamanan yang bisa dilakukan ketika berhadapan dengan kerumunan besar seperti itu.

"Anda tidak dapat mencegah 50 ribu orang menginjak-injak siapa pun," katanya.

sumber : Antara, Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler