Jokowi: RI Duduk Setara dengan Negara-Negara Maju

Jokowi mengaku banyak negara besar yang datang menemuinya saat KTT COP26 di Glasgow.

Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato di KTT ASEAN ke-38 dan ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut posisi Indonesia di kancah internasional saat ini semakin dihargai dan dihormati oleh berbagai negara lain. Namun, ia mengaku kecewa karena Indonesia justru dikerdilkan oleh bangsa sendiri.

“Tetapi yang sering saya sedih, posisi kita semakin dihargai, posisi kita semakin dihormati, posisi kita semakin dipandang oleh negara lain, tapi sering di negara sendiri dikerdilkan. Ini yang sering membuat saya sedih,” ujar Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri HUT ke-10 Partai Nasdem di Kampus Akademi Bela Negara, Jakarta Selatan, Kamis (11/11).

Menurut Jokowi, posisi Indonesia saat ini yang memegang keketuaan presidensi G20 dan yang akan menjadi Ketua ASEAN nantinya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia pun bisa mendapatkan kehormatan dari warga negara lain.

“Mestinya Indonesia sebagai bangsa dihormati dan juga WNI ini juga akan merasakan semuanya, warga kita itu kehormatan itu, merasakan akan kehormatan itu. Dan saya juga ingin, kita semuanya juga ingin, warga negara kita ini juga dihormati dihargai oleh warga negara lain di manapun WNI kita berada,” ucapnya.

Presiden kemudian menceritakan perjalanannya selama sepekan saat menghadiri KTT G20 di Roma dan juga KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow. Jokowi mengaku merasakan hal yang berbeda saat menghadiri kedua KTT tersebut dibandingkan dengan pertemuan KTT sebelumnya. Menurut dia, banyak sekali permintaan pertemuan bilateral dari negara lain yang juga hadir di KTT tersebut.

“Yang kedua, banyak sekali yang secara mendadak baik waktu saya berdiri maupun saya duduk, datang kepada saya. Dan itu adalah negara-negara gede, negara-negara besar. Kepala Negara yang datang. Ini ada apa? Perbedaan itu yang saya rasakan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, presidensi Indonesia dalam keketuaan G20 merupakan sebuah kehormatan. Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang memegang presidensi G20 ini. Karena itu, ia menekankan agar posisi strategis Indonesia saat ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan nasional.

“Karena betul-betul kita duduk setara dengan negara-negara maju,” tegas dia. Presiden menegaskan, sebagai bangsa yang besar, ia ingin Indonesia mampu mempengaruhi kebijakan-kebijakan dunia.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler