Sidebar

Perjuangan Atlet Berhijab Lawan Stereotip Negatif

Monday, 15 Nov 2021 22:00 WIB
Atlet Muslimah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Oleh: Zahrotul Oktaviani, Muhammad Ikhwanuddin

Baca Juga


JAKARTA – Menjadi atlet, muslim, dan hijab, merupakan tantangan tersendiri bagi Fairouz Gaballa. Gaballa adalah atlet lari lintas alam atau Cross County di University of Prince Edward Island, Kanada.

Jalannya menjadi atlet terbilang panjang, namun ia sudah merasakan tantangannya. Tak sekedar bicara soal kemampuan namun lebih banyak identitasnya yang menjadi sorotan 

"Ketika saya berlari, ada saat-saat ketika saya merasa terpinggirkan dan berbeda dari semua orang di sekitar. Saya memakai jilbab dan tidak banyak yang menggunakannya di lapangan, atau di tempat lain di Pulau Prince Edward," kata dia dikutip di CBC, Ahad (14/11).

Gaballa merasakan betul sterotip seorang perempuan Muslim yang tak jauh dari kata tertindas dan terbelakang. Belum lagi, bicara soal ledekan rasis yang sering dialaminya. 

Gaballa pertama kali mulai mengenakan jilbab saat berada di kelas 8, dan menganggapnya sebagai salah satu perilaku berasaskan agama. Tapi beberapa tahun kemudian, ia mulai memahami siapa dirinya, pernyataan manis terkait identitasnya dalam menghadapi Islamofobia.

Infografis Mengenal Ragam Penutup Kepala Muslimah - (Republika.co.id)

"Ada hal-hal luar biasa yang datang dari mengenakan jilbab, seperti tidak pernah mengalami bad hair day lagi. Namun dalam masyarakat barat, ada beberapa hambatan dalam mengenakan jilbab. Selain prasangka dan diskriminasi yang sering saya hadapi, saya menyadari tidak banyak atlet yang juga berhijab," lanjutnya.

Sejauh ini, ia merasa senang menjadi atlet yang kebetulan memakai hijab. Jilbab tidak mendefinisikan sebagai pribadi, tetapi menjadi bagian dari dirinya dan sesuatu yang tidak akan pernah ia lepaskan.

 

Berita terkait

Berita Lainnya