Sidebar

Pasukan Polandia Gunakan Gas Air Mata pada Imigran

Wednesday, 17 Nov 2021 11:41 WIB
Polisi Polandia dan polisi militer berdiri di belakang pagar perbatasan ketika para migran dari Timur Tengah dan tempat lain berkumpul di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, Senin, 8 November 2021.

IHRAM.CO.ID, WARSAW — Pasukan Polandia menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap para imigran yang mencoba menyeberang ke negara itu dari Belarusia. Hal ini memicu tuduhan dari Belarus bahwa Polandia berusaha meningkatkan krisis.

"Beberapa imigran di perbatasan melemparkan batu ke pasukan Polandia," kata kementerian pertahanan dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (17/11).

Selama berminggu-minggu ribuan imigran, sebagian besar dari Timur Tengah, telah berkumpul di perbatasan Belarusia dalam upaya untuk mencapai Uni Eropa. Belarusia telah dituduh mendorong imigran ke perbatasan dalam upaya untuk mengacaukan Uni Eropa, tuduhan yang langsung dibantah Belarusia.

Hubungan Uni Eropa-Belarusia sangat tegang sejak pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko menyatakan kemenangan dalam pemilihan presiden yang didiskreditkan tahun lalu dan mencoba untuk membungkam perbedaan pendapat dengan menindak protes massa dan menangkap lawan politik.

Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Belarusia setelah jajak pendapat dan, bersama dengan AS, akan meningkatkan sanksi tersebut setelah krisis perbatasan.

Ada lebih dari 5.000 imigran saat ini berkemah di sepanjang perbatasan antara Polandia dan Belarus, untuk menyeberangi perbatasan menuju Polandia. Jumlah ini meningkat dibandingkan jumlah imigran yang berusaha memasuki Polandia tahun lalu, dengan hanya 88 orang.

Kementerian pertahanan Polandia mengatakan pasukannya menanggapi para imigran yang menyerang pagar perbatasan di Kuznica.

"Para imigran menyerang tentara dan perwira kami dengan batu dan berusaha menghancurkan pagar dan sampai ke Polandia. Kami kemudian menggunakan gas air mata untuk memadamkan agresi para imigran," kata kementerian pertahanan Polandia melalui Twitternya.

Polisi Polandia mengatakan pasukan Belarusia hanya berdiri sementara hal itu terjadi dan menuduh mereka memasok migran dengan granat kejut.

Eskalasi yang nyata di perbatasan datang tepat ketika ada tanda-tanda de-eskalasi. Lukashenko berbicara dengan Angela Merkel dari Jerman di telepon pada Senin (15/11), yang pertama sejak menindak pengunjuk rasa setelah pemilihan. Dia mengatakan pada pertemuan pemerintah bahwa "kita tidak bisa membiarkan apa yang disebut masalah ini mengarah pada konfrontasi yang memanas," lapor kantor berita negara Belta.

Belta mengatakan Lukashenko dan Merkel menyetujui kontak lebih lanjut untuk menyelesaikan situasi.

Baca Juga


Berita terkait

Berita Lainnya