Muhammadiyah Ingatkan Agar Tetap Waspadai Pandemi

Muhammadiyah yakin pandemi melandai buah kerja pemerintah dan kekuatan masyarakat

Wihdan Hidayat / Republika
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam pidato Milad Muhammadiyah ke-109, menyampaikan, pandemi Covid-19 mulai melandai. Namun semua pihak harus tetap waspada, karena pandemi ini belum dapat dipastikan kapan berakhirnya.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam pidato Milad Muhammadiyah ke-109, menyampaikan, pandemi Covid-19 mulai melandai. Namun semua pihak harus tetap waspada, karena pandemi ini belum dapat dipastikan kapan berakhirnya.

Baca Juga


Prof Haedar mengatakan, Milad ke-109 Muhammadiyah tahun ini masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19. Dunia tidak menyangka akan adanya virus yang mematikan, yang sampai tanggal 18 November 2021 ini telah memapar lebih dari 254 juta orang dan 5.125.266 orang meninggal di dunia.

Baca juga: MUI: Muhammadiyah Teruslah Jadi Pencerah

Ia menyampaikan, di Indonesia terdapat 4.251.423 orang terpapar positif Covid-19 dan 143.683 orang meninggal. Ini membawa dampak buruk di bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan kejiwaan yang luar biasa berat. Kehidupan selama dua tahun berjalan tidak normal dengan usaha penanggulangan yang tidak mudah.

"Alhamdulillah kondisi Covid-19 di negeri ini mulai melandai di banding negara-negara lain. Indonesia termasuk negara yang berhasil menekan kasus Covid-19 hingga 7 persen di bawah rata-rata dunia yang masih sebesar 23,84 persen," kata Prof Haedar saat pidato Milad Muhammadiyah ke-109, Kamis (18/11).

Ia mengatakan, keberhasilan Indonesia tersebut buah dari kesungguhan pemerintah dan peran kekuatan-kekuatan masyarakat. Antara lain Muhammadiyah yang sejak awal konsisten bergerak gigih menangani pandemi Covid-19.

Ia mengingatkan, namun semua pihak harus tetap waspada dan seksama. Pandemi ini belum dapat dipastikan kapan berakhir.

Sehingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) mewacanakan fase endemi yang tentu memerlukan prasyarat yang tidak gampang. Usaha pemulihan dalam berbagai aspek menjadi agenda penting di semua negara.

"Bagi Indonesia menangani dampak pandemi tentu menjadi agenda yang tidak ringan karena bertemali dengan berbagai persoalan lainnya yang harus bersamaan ditangani dengan tekad dan kesungguhan atau political-will yang kuat dari semua pihak," ujar Prof Haedar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler