Orang Dewasa Juga Bisa Kena Flu Singapura, Cara Obatinya?

Flu Singapura ditandai dengan adanya bintil merah di tangan, kaki hingga mulut.

www.freepik.com
Mencuci tangan dapat cegah penularan flu Singapura (ilustrasi). Penyakit yang lebih banyak menyerang anak ini juga bisa dialami orang dewasa.
Rep: Rahma Sulistya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Flu Singapura sebetulnya lebih lazim dialami anak-anak di bawah usia 10 tahun. Meski begitu, dalam kasus yang cukup jarang, orang dewasa juga bisa mengalami penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) ini.

Flu Singapura ditandai dengan adanya bintil merah pada tangan, kaki, dan mulut. Penyakit tangan, kaki, dan mulut ini adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai virus, umumnya enterovirus A, dan tak ada kaitannya dengan penyakit yang biasa ditemukan pada hewan ternak.

Gejala flu Singapura diawali dengan demam tinggi, kehilangan nafsu makan, batuk, serta sakit tenggorokan dan mulut. Sekitar dua hari kemudian barulah muncul bintil merah merata, mengubah warna kulit di tangan, kaki, di dalam mulut, dan kadang-kadang di bokong.

Baca Juga



Bintil merah pada tangan, kaki, dan mulut adalah infeksi umum yang dapat menyebabkan bisul dan lecet pada anak-anak. Bagaimana cara mengobatinya, jika itu muncul pada orang dewasa?

Lantaran disebabkan oleh infeksi virus, tidak ada obat spesifik untuk penyakit bintil merah pada tangan, kaki, dan mulut ini. Kita harus membiarkannya sembuh dengan sendirinya.

Hal terbaik untuk dilakukan adalah tetap berada di rumah sampai kita merasa lebih baik. Dikutip laman The Sun, untuk membantu meringankan gejala, kita bisa melakukan hal-hal seperti:

- Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi (air dan susu sangat ideal).
- Jika susah menelan, makanlah makanan lunak seperti kentang tumbuk, yoghurt, dan sup. Hindari makanan dan minuman panas, asam, atau pedas.
- Konsumsi obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol dan ibuprofen, yang dapat meredakan sakit tenggorokan dan demam.
- Berkumur dengan air garam hangat dapat meredakan ketidaknyamanan akibat bintil merah ini atau kita bisa menggunakan gel mulut, obat kumur, atau semprotan.

Bagaimana cara menghentikan penyebaran flu Singapura? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, tetapi penyakit ini tidak selalu dapat dihindari.

- Menggunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air.
- Desinfeksi permukaan atau benda yang mungkin terkontaminasi.
- Cuci semua tempat tidur atau pakaian yang dapat terkontaminasi.

Bagi anak-anak yang sedang sakit, jauhkan dari taman kanak-kanak atau sekolah sampai mereka merasa lebih baik. Orang dewasa juga tak boleh masuk kantor hingga sembuh. Segera bawa ke dokter jika mengalami masalah lebih lanjut seperti:

- Anak tidak bisa makan atau tidak mau minum.
- Anak memiliki tanda-tanda dehidrasi
- Anak mengalami kejang, kebingungan, atau kelemahan.
- Gejalanya semakin parah atau tidak membaik setelah tujuh sampai 10 hari.

Istilah salah kaprah

Dalam kesempatan terdahulu, Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA(K) mengatakan, penggunaan istilah pada penyakit flu Singapura adalah salah kaprah. Ia menjelaskan, penyakit yang disebut flu Singapura itu bukan tergolong flu, tapi masuk pada famili herpes.

"Kalau flu itu ditandai dengan adanya panas tinggi dan batuk pilek, sedangkan yang disebut Flu Singapura itu kan tidak demikian," kata konsultan penyakit kronis dan infeksi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.

Prof Sri mengatakan, penyakit yang disebut flu Singapura itu hanya ditandai dengan kondisi suhu tubuh yang hangat. Yang diserang adalah mulut, tangan dan kaki, ditandai dengan adanya gelembung di tangan dan telapak kaki yang di dalamnya ada cairan.

Prof Sri mengingatkan bahwa penyakit itu beda dengan yang menyerang hewan ternak. Penyakit tangan, mulut, dan kuku pada manusia itu menular biasanya melalui air ludah yang meleleh karena pasien biasanya tenggorokannya sakit untuk menelan.

"Air ludah yang meleleh, khususnya pada anak-anak, itu biasanya kemudian dihapus dengan tangan atau terkena baju dan dari media itulah kemudian virus tersebut menular kepada orang lain," jelas Prof Sri..

Menurut Prof Sri, untuk pencegahan penyakit tersebut, seseorang harus selalu menjaga kebersihan tangan dan mandi. Selain itu, anak-anak yang sudah terserang penyakit tersebut, sebaiknya tidak usah masuk sekolah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler