Jumat Berkah, Cara Guru Warkina Berbagi di Masa Pandemi
Warkina juga memiliki misi untuk terus menggiatkan literasi kepada masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -– Pandemi Covid-19 telah menghantam berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi dan pendidikan. Namun bagi Warkinah (43), masa-masa sulit itu tak membuatnya berhenti untuk terus menggiatkan literasi sekaligus berbagi meringankan beban mereka yang kesulitan.
Guru honorer di SMPN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon itu memilih cara berbagi dengan mengadakan kegiatan Jumat Berkah. Dengan menggunakan gerobak, dia menyediakan bubur kacang hijau secara gratis setiap hari Jumat.
Kegiatan Jumat Berkah itu sudah dimulai Warkina sejak April 2019, atau di saat pandemi Covid-19 baru mulai melanda. Hingga sekarang, kegiatan tersebut masih terus dilakukannya secara rutin.
Ada sekitar tiga kilogram kacang hijau yang disiapkan Warkina untuk sekali kegiatan Jumat Berbagi. Setiap Jumat mulai pukul 06.30 WIB – 10.00 WIB, atau sampai bubur kacangnya habis, gerobak bubur kacang hijaunya siap melayani siapapun.
Warkina biasanya ‘memarkirkan’ gerobak kacang hijaunya di pinggir jalan raya yang ramai di sekitar Kecamatan Suranenggala. Tukang becak, sopir angkot, pejalan kaki maupun warga setempat, menjadi konsumen bubur kacang hijaunya. Terkadang, dia juga melakukan kegiatan tersebut di panti asuhan.
Semangat berbagi kepada sesama yang dimiliki Warkina memang sangat tinggi. Dengan honor sebagai guru honorer yang hanya Rp 400 ribu – Rp 600 ribu per bulan, ditambah harus menafkahi istri dan tiga anak, sebenarnya sulit baginya untuk menyediakan kacang hijau secara rutin setiap Jumat.
Namun, dengan keikhlasan dan ketulusan, Warkina tak pernah berhenti untuk terus berbagi. Meski di saat yang bersamaan, keluarganya juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
‘’Alhamdulillah, ada saja yang memberikan sumbangsih. Saya juga dibantu oleh relawan,’’ kata Warkina kepada Republika, Senin (22/11).
Selain berbagi, Warkina juga memiliki misi untuk terus menggiatkan literasi kepada masyarakat. Untuk itu, di samping ‘gerobak berbagi’ bubur kacang hijaunya, dia menggelar lapak buku bacaan. Siapapun bisa membaca buku-buku yang disiapkannya.
Kegiatan literasi itu telah dimulai Warkina jauh sebelum berlangsungnya pandemi Covid-19, atau pada 2009 silam. Di rumahnya, dia membuka perpustakaan atau layanan masyarakat baca ‘Pado Maco’ dan membuat Gerakan Sadar Membaca.
Dengan merogoh kocek pribadi ditambah menjual barang berharga, Warkina lantas membeli sebuah mobil tua. Mobil itu disulapnya menjadi perpustakaan keliling, yang terus berkeliling mendatangi tempat-tempat keramaian, untuk mendekatkan buku kepada masyarakat.
Sayang, mobil tua itu kini sudah tak bisa lagi diajak berkeliling kampung karena kondisinya yang semakin tua. Warkina lantas meminjam motor gerobak tiga roda dari Dinas Perpustakaan setempat. Motor itulah yang kini menjadi perpustkaan keliling, meski biaya operasionalnya tetap menggunakan uang pribadinya.
‘’Kalau memikirkan biayanya, secara logika saya tidak mampu dan akan membuat saya berhenti. Tapi saya bertekad jalan terus. Alhamdulillah selalu ada jalan, selalu ada yang peduli untuk membantu,’’ tutur pria yang pernah memperoleh Anugerah Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2017 Bidang Pendidikan itu.
Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya, Warkina mencoba mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021. Hasilnya, pria yang telah menjadi guru honorer selama hampir 17 tahun itu dinyatakan lulus. Dia akan resmi berstatus sebagai guru PPPK pada Desember 2021.
Meski demikian, Warkina tak melupakan kondisi rekan-rekannya yang masih berstatus sebagai honorer. Dia berharap, dalam momen Hari Guru tahun ini, para guru honorer juga mendapat apresiasi dari pemerintah.
‘’Para guru honorer juga selama ini telah mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak, generasi penerus bangsa. Semoga nasib mereka lebih diperhatikan lagi,’’ tandas Warkina.