'Wangi Bayi' Ternyata Berpengaruh pada Psikologis Orang Tua
Bayi bisa mengeluarkan bahan kimia alami HEX yang dikenal dengan 'wangi bayi'.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menarik dilakukan terkait bahan kimia alami yang dikeluarkan bayi bernama Hexadecanal (HEX). Aroma bayi yang juga disebut 'wangi paling enak' tersebut ternyata dapat memengaruhi agresi (psikologis) perempuan, tetapi justru memberikan ketenangan bagi laki-laki.
Meskipun HEX memang memengaruhi respons agresi, hasilnya ternyata spesifik berdasarkan jenis kelamin. Perempuan yang terpapar HEX menunjukkan peningkatan agresi, sementara pria menunjukkan penurunan agresi.
Bagian dari studi baru ini berhasil mengeksplorasi keberadaan HEX pada bayi yang baru lahir. Para peneliti menemukan HEX paling melimpah berada di kulit kepala bayi yang baru lahir. Noam Sobel, peneliti yang terlibat dalam studi berspekulasi bahwa HEX bisa menjadi sinyal penting dari bayi pada orang tuanya.
“Bayi tidak dapat berkomunikasi melalui bahasa, sehingga komunikasi kimiawi sangat penting bagi mereka. Sebagai seorang bayi, adalah kepentingan mereka untuk membuat ibu mereka lebih agresif, dan mengurangi agresivitas pada ayah mereka,” jelas Sobel, dilansir dari newatlas, Selasa (23/11).
Sobel mengacu pada fenomena umum pembunuhan bayi di dunia hewan. Agresi ayah yang meningkat dikaitkan dengan pembunuhan bayi pada mamalia, sementara peningkatan agresi ibu lebih kepada menyayangi anak-anaknya. Alasan mengapa paparan HEX menghasilkan respons yang sangat berbeda antara lelaki dan perempuan ini masih menjadi misteri. Tetapi para peneliti berhipotesis bahwa respons spesifik jenis kelamin ini bisa menjadi alat yang dikembangkan bayi untuk meningkatkan peluang mereka bertahan hidup.
“Jika bayi memiliki mekanisme yang meningkatkan agresi pada perempuan tetapi menurunkannya pada lelaki, ini kemungkinan akan meningkatkan kelangsungan hidup mereka,” kata para peneliti.
HEX sendiri adalah bahan kimia yang baru-baru ini diuji coba teliti pada tikus dan memengaruhi perilaku tikus. Sebuah studi pada 2015, melaporkan HEX dapat mengurangi respons stres pada tikus melalui proses yang dikenal sebagai buffering sosial.
Penelitian yang lebih baru lagi menemukan paparan HEX pada manusia dapat mengurangi respons terkejut seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut berperan dalam memodulasi perilaku manusia.
“Kami menemukan bahwa HEX tidak memiliki aroma yang terlihat, tetapi ketika diendus, itu memengaruhi cara kita berperilaku terhadap orang lain,” ungkap Eva Mishor, peneliti utama dalam studi.
Hubungan antara paparan HEX dan perubahan aktivitas otak masih bersifat observasional dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana hubungan antara mengendus HEX dengan perubahan perilaku. Meskipun tingkat HEX yang signifikan dapat dideteksi pada kulit kepala bayi yang baru lahir, belum diketahui apakah volume bahan kimia yang dikeluarkan oleh bayi itu cukup untuk menginduksi perubahan perilaku.