Petugas Keamanan Festival Astroworld Gugat Travis Scott

Gugatan terhadap Travis Scott terus bergulir pascatragedi Festival Astroworld.

AP
Rapper Travis Scott tampil di Astroworld Festival, NRG Park, Houston, Amerika Serikat, Jumat (5/11). Delapan orang meninggal dan banyak yang luka-luka setelah penonton merangsek ke depan panggung saat Scott tampil.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Travis Scott semakin terbelit masalah hukum terkait tragedi Festival Astroworld. Di tengah tuntutan hukum bernilai miliaran dolar AS, pelantun "Sicko Mode" itu menghadapi gugatan baru yang diajukan oleh penjaga keamanan Astroworld.

Dalam dokumen pengadilan yang diperoleh TMZ pada Senin (22/11), Samuel dan Jackson Bush mengklaim bahwa peristiwa kerusuhan di konser Scott itu telah meninggalkan bekas luka permanen di tubuh mereka. Kedua pria itu juga mengaku mengalami cedera mental dan fisik saat bekerja di festival.

Di dokumen hukum, Jackson mencantumkan bahwa dia sampai melakukan resusitasi jantung paru (CPR) pada korban yang sudah tak bernyawa. Jackson dan Samuel yang dipekerjakan oleh AJ Melino and Associates menyatakan bahwa mereka harus menarik seseorang dari keramaian yang berakhir dengan kematian.

Gugatan tersebut diajukan terhadap Scott, Live Nation, AJ Melino, serta Cactus Jack Records. Mereka menuntut ganti rugi lebih dari 1 juta dolar AS (sekitar Rp 14 miliar).

Baca Juga


Untuk saat ini, Scott dilaporkan menghadapi ratusan tuntutan hukum mewakili lebih dari 300 korban. Keluarga korban meminta ganti rugi sekitar 3 miliar dolar AS (sekitar Rp 42 triliun).

Pada 18 November, seorang pengacara yang berbasis di San Antonio, Texas, Thomas J Henry mengajukan petisi terhadap Scott, Drake, Apple Music, Live Nation, dan NRG Stadium. Thomas menggugat para pihak sebesar 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28 triliun) atas nama 282 korban.

"Insiden bencana dan kematian masal yang terjadi harusnya dapat diprediksi dan dicegah dengan mudah jika tergugat bertindak dengan cara yang cukup bijaksana dalam merencanakan festival skala besar seperti Astroworld," tulis Thomas, dilansir Ace Showbiz, Rabu (24/11).

Thomas mengatakan, kliennya ingin memastikan para terdakwa bertanggung jawab atas tindakan mereka sehingga hal serupa tidak terjadi lagi. Gugatan besar lainnya senilai 750 juta dolar AS (sekitar Rp 10 triliun)--yang diajukan terhadap Travis oleh lebih dari 125 penggemar--mengklaim bahwa dana itu ditujukan untuk mengatasi cedera kesehatan fisik dan mental serta kompensasi atas hilangnya nyawa.

"Ganti rugi yang dikejar dalam kasus ini ditujukan untuk mencoba memulihkan, membantu, atau menebus kerugian dan kehilangan yang diderita oleh penggugat ini, tidak lebih dan tidak kurang," kata pengacara Houston Tony Buzzbee.

Meskipun demikian, pengacara lain meyakini bahwa Scott mungkin tidak menghadapi konsekuensi finansial. Pengacara di Brutzkus Gubner Rozansky Seror & Weber, Nick Rozansky, mensinyalir Scott akan mendapat keringanan.

Panggung utama festival Astroworld tempat Travis Scott tampil di lahan parkir NRG Genter, Houston, AS, pada Jumat malam pekan lalu. Padatnya penonton menewaskan delapan di antaranya. Lokasi konser tampak penuh dengan puing-puing pada Senin (8/11). - (AP)

Pengacara dari Early Sullivan Wright Gizer & McRae, Bryan Sullivan, juga setuju dengan Rozansky. Sullivan percaya akan sulit untuk membuktikan Scott bertanggung jawab di pengadilan.

Sebab, penggugat harus membuktikan Scott menghasut kekerasan secara langsung. Selain itu, Sullivan menyatakan bahwa hal-hal seperti perilaku masa lalu Scott dan konten lirik tidak cukup untuk menyeretnya ke pengadilan.

"Anda bisa menjadi orang yang sangat kejam di daerah di mana terjadi perkelahian, tetapi tidak melakukan pukulan," ujar Sullivan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler