Menanti Tangan Dingin Rangnick di MU dan Nasib Ronaldo
Ralf Rangnick dianggap sosok yang bisa menstabilkan segalanya di sebuah klub.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Ralf Rangnick bakal segera ditunjuk Manchester United sebagai pelatih interim sampai akhir musim ini. Ia akan meneruskan Ole Gunnar Solskjaer, yang meninggalkan klub pekan lalu.
Setelah enam bulan pertama, pelatih asal Jerman itu akan berkonsultasi dengan klub untuk dua tahun ke depan.
Namun apa yang membuat Man United tertarik dengan Rangnick maupun sebaliknya? Pelatih seperti apa sebenarnya Rangnick? Apakah ia akan sukses dan apa perannya setelah musim ini? Bagaimana juga pengaruh penunjukannya terhadap kiprah Cristiano Ronaldo?
Direktur Olahraga St Louis SC, Lutz Pfannenstiel, yang bekerja dengan Rangnick di Hoffenheim, menyebutkan, kalau mantan pelatih RB Leipzig itu merupakan salah satu pelatih dan juga manajer terbaik yang 'diproduksi' Jerman dalam 15 sampai 20 tahun terakhir.
''Semua yang dia lakukan sejauh ini berhasil dan dia selalu sangat jelas. Jika dia mendapat kesempatan bekerja untuk klub besar di Inggris, dia ingin melakukan itu,'' kata Pfannenstiel dikutip dari BBC, Jumat (26/11).
Pfannenstiel menilai, Rangnick merupakan sosok yang bisa menstabilkan segalanya dan bisa membawa Man United ke jalur kemenangan. Karena itu, Pfannenstiel merasa kalau Rangnick adalah sosok terbaik yang ada di 'pasar'.
Christian Fuchs, yang pernah dilatih Rangnick saat masih bermain di Schalke, menyatakan, mantan pelatihnya itu memiliki filosofi yang sangat jelas, soal bagaimana timnya ingin bermain.
Idenya soal menekan lawan dan itu tidak akan berubah. Selain itu, Rangnick memiliki interaksi pribadi yang baik dengan pemain. Hal itu dirasakan sendiri oleh bek Leicester City tersebut.
Bahkan dua tahun sebelum bergabung ke Schalke, Rangnick menemuinya di Wina saat sedang bersama tim nasional Austria, dan berbicara panjang lebar soal filosofi Hoffenheim. Namun saat itu Rangnick mengatakan dirinya belum siap untuk pindah ke Schalke. ''Dia berkata 'terus bermain, terus belajar' dan dua tahun kemudian dia berkata 'sekarang, kamu sudah siap','' ungkap Fuch.
Menurut Fuch, Rangnick juga sangat memahami detail, soal kapan harus menyerang atau bertahan, dan itu sangat besar dalam permainan. Selain itu, Rangnick juga membuatnya merasa nyaman dan dihargai.
Manajemen seperti itu, kata Fuch, sangat penting dalam pertandingan. ''Dia tahu apa yang dia inginkan dan dia akan menuntut dari para pemain ini untuk tetap bersatu dan bekerja keras bersama,'' jelas dia.
Jurnalis sepak bola Eropa Raphael Honigstein menyebutkan, bagian paling menarik dari kedatangan Rangnick adalah soal perlakuan terhadap Ronaldo. Rangnick tidak akan memiliki otoritas sebesar pelatih yang menandatangani kontrak selama tiga tahun. Tapi pada saat yang sama, ia bisa melakukan apapun yang diinginkan, karena bagaimanapun juga akan pergi dalam waktu singkat.
Karena itu, Honigstein menilai Rangnick bisa sangat kejam dalam satu sisi. Oleh karena itu, Ronaldo akan sulit menolak apa yang diperintahkan oleh Rangnick.
''Itu bisa menjadi satu hal yang tidak mudah untuk diselesaikan, bagaimana Ronaldo cocok dengan jenis sepak bola Rangnick? Mungkin dia bisa. Mungkin idenya bisa berubah, mungkin Ronaldo bisa berubah? Ini akan menjadi salah satu bagian yang paling menarik dari cerita ini,'' ujar Honigstein.
Menurut Honigstein, Rangnick telah belajar berurusan dengan pemain-pemain yang bahkan tidak sejalan dengannya. Ronaldo memiliki beberapa statistik yang buruk di Liga Primer Inggris.
Selain itu, ada banyak pemain muda yang memiliki kecepatan di sekitar Ronaldo. Karena itu, Ronaldo kemungkinan harus melepaskan sedikit beban yang diterimanya dalam beberapa tahun terakhir.