Oman, UEA, dan Mesir Blokir Penerbangan dari Afrika Selatan
IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Oman, Emirat dan Mesir bergabung dengan sejumlah negara lain yang mengumumkan larangan penerbangan langsung dari tujuh negara Afrika sebagai respon atas penyebaran varian virus baru corona. WHO mengatakan virus corona jenis baru yang sebelumnya bernama B.1.1.529 ini telah meningkat di hampir seluruh provinsi Afrika Selatan.
Mulai dari 28 November, penerbangan langsung dari Afrika Selatan, Lesotho, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, Namibia, dan Eswatini akan diblokir. Berbagai tindakan akan diterapkan untuk setiap pelancong yang datang dari negara-negara tersebut melalui penerbangan tidak langsung, baik untuk transit atau sebaliknya.
Virus yang dinamai Omicron ini pertama kali terdeteksi pada 24 November lalu, dan dilaporkan telah menyebar di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel. Sebelumnya, telah ada tujuh negara di Asia dan Eropa yang melarang penerbangan langsung dari Afrika Selatan. Ketujuh negara itu adalah Inggris, Italia, Jerman, Singapura, India, Jepang, dan Taiwan.
Afrika Selatan merasa dihukum karena memiliki kemampuan untuk mendeteksi varian baru Covid-19. Hal ini disampaikan setelah banyak negara menerapkan larangan terbang ke negara itu.
Varian baru yang dinamakan Omicron mengancam pariwisata dan sektor-sektor ekonomi Afrika Selatan lainnya. Afrika Selatan memiliki para epidemiologi terbaik di dunia yang berhasil mendeteksi varian virus Corona dan mutasinya di awal siklus hidup mereka.
"Putaran terbaru larangan perjalanan ini seperti menghukum Afrika Selatan atas kemampuan dalam mengurutkan genom dan mendeteksi varian baru lebih cepat," kata Kementerian Hubungan dan Kerjasama Internasional Afrika Selatan, Sabtu (27/11).
"Keberhasilan ilmu pengetahuan harusnya dipuji bukan dihukum," tambah mereka dalam pernyataanya.
Pada Jumat (26/11) dan Sabtu (27/11) banyak negara yang mengumumkan larangan perjalanan ke Afrika Selatan dan negara-negara lain di kawasan. Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mencatat varian baru juga dideteksi di negara lain.
Namun reaksi dunia di negara-negara itu 'sangat berbeda' dibandingkan kasus di Afrika bagian selatan. Ilmuwan Afrika Selatan mengumumkan varian baru itu pada Rabu (24/11) lalu dan mengatakan mereka mendeteksi varian itu mungkin dapat menginvasi respons imun dan lebih mudah menular.