Pemprov Sumut Tawarkan Sembilan Proyek Strategis ke Investor
Dengan investasi, BI memprediksi ekonomi Sumut bisa tumbuh hingga 5,5 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menawarkan sembilan proyek strategis di daerah itu kepada investor. Pemprov siap memberikan berbagai kemudahan perizinan.
"Investasi sembilan proyek itu bisa melalui skema KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha) atau investasi langsung," ujar Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Afifi Lubis di Medan, Sabtu (27/11).
Sembilan proyek strategis daerah di Sumut yang ditawarkan ke investor itu yakni Toba Kaldera Resort di Kabupaten Toba, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Simalungundan Kawasan Industri Kuala Tanjung di Batubara. Selain itu, kawasan industri Medan dan pusat olahraga (sport center) di Kabupaten Deliserdang, rumah susun sewa (rusunawa) terintegrasi di Simalungundan kota bandara (airport city) di Deliserdang.
Termasuk, proyek pembangunan kereta api jalur Pematangsiantar-Parapat serta light rapid transit (LRT) Medan Binjai dan Deliserdang (Mebidang). "Investor jangan ragu berinvestasi di Sumut. Pemprov Sumut menawarkan berbagai kemudahan perizinan," katanya.
Dia menyebutkan, agar investor mengenal proyek tersebut lebih jauh, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) menggelar acara North Sumatera Investment Business Forum (NSIBF). Dengan tumbuhnya investasi di Sumut, maka diharapkan pertumbuhan ekonomi semakin tinggi.
Investasi akan mendorong pemanfaatan tenaga kerja, penggunaan bahan baku, aliran distribusi barang/jasa hingga aspek lainnya yang berpengaruh besar untuk peningkatan ekonomi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Soekowardojo menyebutkan, investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi itu yang sudah mulai bergerak naik tahun 2021. BI, katanya, memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumut pada 2022 bisa mengikuti target nasional di rentang 4,7-5,5 persen.
Tahun 2021 ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa mencapai 3,2-4,0 persen. "Peningkatan pertumbuhan ekonomi di 2022 didorong berlanjutnya perbaikan ekonomi global,"ujar Soekowardojo.