Holding Pariwisata Siapkan Cara Tingkatkan Trafik Wisatawan
Holding pariwisata akan melakukan penataan standar pelayanan dan digitalisasi bisnis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini sudah resmi membentuk holding pariwisata dan pendukung pada Oktober 2021 melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Wakil Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia Edwin Hidayat Abdullah yang sebelumnya juga sebagai Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung mengatakan saat ini holding sudah menyiapkan rencana agar bisnis yang dijalankan tetap sehat dan menguntungkan.
“Holding dan member menginisiasi akan mengupayakan peningkatan wisatawan melalui kolaborasi,” kata Edwin kepada Republika.co.id, Ahad (28/11).
Edwin menjelaskan, kolaborasi tersebut akan dilakukan dengan stakeholders terkait. Begitu juga dengan kolaborasi bersama asosiasi di sektor terkait serta UMKM.
Dia menambahkan, holding juga akan mengoptimalkan aset yang ada saat ini. “Ini baik aset berwujud seperti lahan, gedung, dan sebagainya maupun aset tidak berwujud, penyelenggaraan event serta restrukturisasi finansial,” ujar Edwin.
Edwin memastikan, holding pariwisata dan pendukung juga akan menyiapkan langkah strategis lainnya. Salah satunya yaitu penataan standar pelayanan dan digitalisasi proses bisnis.
Dia yakin nantinya holding pariwisata dan pendukung akan berkontribusi dalam pemulihan sektor pariwisata setelah terdampak Covid-19. Edwin menegaskan, holding akan melakukan berbagai inisiatif kunci untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Edwin mengatakan, holding akan menginisiasi dan mengakselerasi pertumbuhan di industri pariwisata. “Ini dilakukan melalui kolaborasi dengan industri dan bermitra dengan sektor swasta dan juga UMKM termasuk di dalamnya,” ungkap Edwin.
Sementara itu, Indonesia National Air Carrier Association (INACA) sebagai pelaku usaha di dalam ekosistem pariwisata juga yakin holding pariwisata dan pendukung akan menciptakan persaingan yang lebih kompetitif. Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan persaingan yang lebih kompetitif akan terjadi baik di sektor penerbangan maupun pariwisata.
“Diharapkan hal ini dapat memacu operator-operator lain untuk bersaing secara sehat dan menghadirkan produk yang bagus dengan harga yang terjangkau,” tutur Denon.
Denon menilai, hal tersebut tidak terlepas dari iklim bisnis yang dibangun dan diawasi oleh pemerintah. Denon mengatakan, iklim bisnisnya harus benar-benar dapat melindungi semua operator di industri pariwisata dan penerbangan sehingga bisa bersaing secara sehat.
“Dengan demikian pada akhirnya yang akan diuntungkan adalah masyarakat,” ujar Denon.