Menag: Kemenag Harus Bisa Jadi Contoh Teladan
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidatonya dalam pembukaan webinar Komitmen Kementerian Agama Meningkatkan Integritas dan Budaya Anti Korupsi yang digelar Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) pada Rabu (1/12). Menag menegaskan bahwa seharusnya Kemenag bisa menjadi contoh teladan bagi kementerian lain.
Menag mengatakan, ingat yang dikatakan Gus Dur tentang Kemenag. Gus Dur mengatakan Kemenag ibarat pasar, semuanya ada kecuali agama. Ini ungkapan Gus Dur yang kelihatannya bercanda tetapi serius.
"Kemenag ini seharusnya bisa menjadi contoh, bisa menjadi teladan atas kebaikan-kebaikan terutama kebaikan melawan korupsi," kata Menag saat pidato dalam webinar yang diselenggarakan Itjen Kemenag, Rabu (1/12).
Menag mengajak jajarannya bertanya ke diri masing-masing, apakah sudah benar mengelola kementerian yang menggunakan kata agama ini. Menag mengungkapkan, saat dipanggil presiden dan diberi amanah untuk menjadi menag, presiden menyampaikan agar memperbaiki tata kelola di Kemenag. Artinya ada yang salah di Kemenag, kalau tata kelola salah maka ujung-ujungnya pasti ada penyimpangan.
Menag mengatakan, penyimpangan bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berupa penyimpangan dalam pelayanan kepada publik dan penyimpangan terhadap pelayanan keuangan negara.
"Bukan sekali dua kali saya menegur bawahan yang memberikan gratifikasi kepada saya, tidak hanya sekali dua kali, dan saya keras soal ini, harapan saya ini bisa menjadi contoh karena kata kiai kita pelajaran yang paling baik itu teladan, bagaimana kita mampu menjadi teladan," jelasnya.
Menuru Menag, memberikan pidato dan mauidhoh hasanah berjam-jam, begitu selesai tidak membekas hasilnya. Tapi kalau bisa memberikan teladan atau memberikan contoh yang baik, itu akan menjadi prasasti dan akan terus diingat.
Menag mengatakan, paham di Kemenag banyak kiai, pendeta dan pastor. Mereka paham bahwa korupsi dan segala macam tindakan penyalahgunaan kewenangan dan keuangan negara adalah dosa besar.
"Tapi masalahnya orang yang ngerti ilmunya itu tahu cara taubatnya, dia tahu (korupsi) ini dosa tapi tahu caranya tobat maka terus dilakukan," ujarnya.
Menag mengatakan, kalau agama disebut digunakan untuk kepentingan politik dan ekonomi, lebih dari itu agama sekarang dimanipulasi. Artinya banyak yang memanipulasi agama untuk membenarkan semua hal yang sebenarnya tidak benar.
Ia menyampaikan, tidak bisa berharap muncul kesadaran dari diri masing-masing, kadang-kadang kesadaran ini harus dipaksa supaya muncul kesadaran. Untuk itu, Kemenag sudah mempersiapkan transformasi digital atas semua pelayanan tata kelola di Kemenag.
"Supaya semua bisa transparan, akuntabel dan bisa dilihat dan tidak ada ada ruang gelap lagi di Kementerian Agama, Insya Allah ini bisa terwujud, ini dalam proses finalisasi, kita akan launching bersama-sama nanti kita bangun sistem ini dengan detail, pelan-pelan memang butuh waktu," jelasnya.