Abe: Jepang-AS tidak Bisa Diam Diri Jika China Serang Taiwan
IHRAM.CO.ID, TAIPEI -- Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pemerintah Jepang dan Amerika Serikat tidak dapat berdiam diri jika China menyerang Taiwan, Rabu (1/12). Abe mengatakan China perlu memahami hal ini.
Ketegangan terkait Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya, telah meningkat ketika Presiden Xi Jinping berusaha menegaskan klaim kedaulatan negaranya terhadap pulau itu.
Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan. Saat berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Taiwan, Institut Penelitian Kebijakan Nasional, Abe mengatakan pulau Senkaku, pulau Sakishima, dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 kilometer dari Taiwan.
Pulau Senkaku diklaim dan disebut oleh China sebagai Kepulauan Diaoyu. Invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang.
"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengetahui hal ini," ujar Abe.
Abe, yang mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Jepang pada 2020 adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang dan Abe tetap berpengaruh di dalam partai itu. Abe mengatakan Jepang dan Taiwan harus bekerja sama melindungi kebebasan dan demokrasi. Dia berbicara kepada khalayak yang termasuk Wali Kota Taoyuan di Taiwan utara Cheng Wen-tsan yang diperkirakan sebagai calon pemimpin pulau itu di masa depan.
"Taiwan yang lebih kuat, Taiwan yang berkembang, dan Taiwan yang menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja, ini juga untuk kepentingan seluruh dunia," kata Abe.
Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa, yang berjarak penerbangan singkat dari Taiwan. Hal itu akan sangat penting untuk pemberian dukungan dari AS bila terjadi serangan ke Taiwan oleh China.
Amerika Serikat terikat oleh mandat hukumnya untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri. Namun, ada ambiguitas mengenai kemungkinan AS akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada November mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan mengambil tindakan yang belum ditentukan jika China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo atas Taiwan.