Macam-Macam Bimaristan
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para penguasa Muslim pada zaman keemasan Islam menginisiasi pembangunan macam-macam rumah sakit (bimaristan). Sistem pelayanan medis yang dikembangkan peradaban Islam pada faktanya berkontribusi besar untuk kehidupan saat ini.
Dr Sharif Kaf al-Ghazal (2007) men jelaskan, pendirian setiap bimaristan memiliki dua tujuan sekaligus, yakni merawat para pasien umum yang sakit dengan pengobatan termutakhir dan sarana pendidikan bagi para lulusan sekolah kedokteran.
Prof Raghib as-Sirjani dalam Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2011) menuturkan, bimaristan pertama kali berdiri pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik di Damaskus (Suriah) pada 707. Lembaga itu khusus menangani para penderita lepra.
Selagi mereka dikarantina dalam jangka waktu tertentu, negara menjamin kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk perawatan medis, hiburan, dan pendi dikan. Pada masa sesudahnya, makin banyak fasilitas publik serupa berdiri di negerinegeri Muslim. Bahkan, amat jarang ditemukan sebuah kota Islam, sekecil apa pun itu, yang di dalamnya tidak dilengkapi bimaristan.
Sejumlah bimaristan pada zaman Dinasti Abbasiyah dapat dianggap sebagai model. Misalnya, Rumah Sakit al-Ad hudi yang berdiri di Baghdad pada 981. Namanya mengambil dari sang pendiri, Adhdu Daulah Ibnu Buwaih. Letaknya di kaki bukit dan dekat dengan Sungai Tigris. Adanya sistem irigasi yang melewati bangunan publik tersebut menjamin kebersihannya.
Ketika pertama kali dibuka untuk umum, ada 24 dokter yang bekerja di dalam nya. Selanjutnya, jumlah tenaga medis melonjak pesat. Selalu ada dokter yang ber tugas 24 jam penuh. Selain kamar-kamar rawat inap, bimaristan ini dilengkapi dengan perpustakaan yang besar, laboratorium, apotek, dan dapur.
Di Damaskus, Rumah Sakit an-Nuri al-Kabir berdiri sejak 1154. Pendirinya bernama Sultan Adil Nuruddin Mahmud.