RNI: Peningkatan Produksi Gula Terus Dilakukan
Peningkatan produksi gula dilakukan dengan mengedepankan kolaborasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya peningkatan produksi gula terus dilakukan melalui berbagai pendekatan. Baik sisi teknis melalui peningkatan produktivitas, ekstensifikasi lahan, pengembangan pola kemitraan petani tebu, maupun perluasan keterlibatan kegiatan riset.
"Kuncinya adalah semua dilakukan dengan mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak," ungkap Arief dalam konferensi industri gula terbesar di Indonesia, National Sugar Summit (NSS) 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).
Arief menyebut salah satu kolaborasi pembenahan industri gula yang baru-baru ini dilakukan adalah kerja sama yang dibangun antara RNI, PTPN III dan Perhutani dalam menyiapkan tata kelola budidaya tebu melalui sinergi dengan Pupuk Indonesia, Bank BRI, Jasindo, Askrindo dalam program Makmur.
"Target musim tanam 2022, seluas 40 ribu hektare disertai peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas bahan baku tebu, serta tujuan pentingnya adalah untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani," ucap Arief.
Saat ini Kementerian BUMN terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi gula BUMN, di antaranya dengan mendorong pengembangan lahan tebu menjadi 11 ribu untuk mendukung swasembada serta revitalisasi dan pendirian pabrik baru. Arief berharap melalui upaya peningkatan ini, produksi gula BUMN akan meningkat sebesar 371 ribu ton pada 2022, dan meningkat 1,1 juta ton pada 2024.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, dari 2,3 juta ton produksi gula nasional pada 2021, Pabrik Gula (PG) BUMN yang dikelola oleh RNI dan PTPN Holding Perkebunan berkontribusi sekitar 1 juta ton atau 46 persen dari total produksi nasional. PTPN dan RNI sendiri memiliki total 40 PG operasional dengan kapasitas 146 ribu ton Cane per Day (TCD) dan total lahan 197 ribu hektare.
Arief menjelaskan, konferensi industri gula terbesar di Indonesia, National Sugar Summit (NSS) 2021 digelar untuk merespons berbagai kondisi dan dinamika yang dihadapi industri gula nasional saat ini. Mulai dari kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan gula, tingginya impor, hingga penurunan ketersediaan lahan tebu.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap NSS 2021 dapat menghasilkan keputusan-keputusan konkrit yang dapat membawa perubahan transformatif bagi industri gula. Ia memastikan, pemerintah mengawasi BUMN Pangan agar terus bertransformasi.
"Transformasi ada hasilnya. Kita terus menggenjot program-program yang coba membantu kehidupan," ucap Erick.