Rusia Pulangkan Staf Diplomatik AS
Pemulangan oleh Rusia jadi balasan keputusan AS yang membatasi persyaratan diplomat
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Rabu (1/12) telah memerintahkan staf Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang telah tiga tahun berada di Moskow untuk terbang pulang pada 31 Januari. Ini merupakan sebuah langkah pembalasan atas keputusan AS untuk membatasi persyaratan diplomat Rusia.
Langkah itu diambil setelah duta besar Rusia untuk AS mengatakan 27 diplomat Rusia dan keluarga mereka diusir dari Amerika Serikat dan akan pulang pada 30 Januari. Sementara Washington mengatakan para diplomat tidak diusir tetapi telah berada di negara itu lebih dari batas tiga tahun sesuai aturan baru.
“Kami bermaksud menanggapi dengan cara yang sesuai. Pegawai Kedutaan Besar AS yang telah berada di Moskow selama lebih dari tiga tahun harus meninggalkan Rusia pada 31 Januari,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.
Zakharova mengatakan dengan aturan baru tersebut maka diplomat Rusia yang telah dipaksa meninggalkan Amerika Serikat juga dilarang bekerja sebagai diplomat di negara tersebut selama tiga tahun. Zakharova menambahkan berdasarkan aturan baru itu maka akan lebih banyak pekerja AS di Rusia yang dipulangkan.
“Sebelum 1 Juli tahun depan, kecuali Washington mengesampingkan aturan tiga tahun dan berkompromi, maka pekerja (AS) (di Rusia) akan pergi dalam jumlah yang sepadan dengan jumlah orang Rusia yang diumumkan oleh Departemen Luar Negeri,” ujar Zakharova.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut Washington telah menginformasikan kepada Rusia lebih dari setahun yang lalu bahwa diplomatnya hanya akan diizinkan untuk tinggal selama tiga tahun. Namun posisi diplomat tersebut dapat digantikan oleh diplomat lain.
“Saya ingin memperjelas, ini bukan pengusiran. Perubahan aturan dirancang agar Rusia merotasi diplomatnya dengan frekuensi yang sama dengan Kedutaan Besar AS di Moskow," ujar juru bicara itu.
Pengurangan staf Kedutaan Besar AS di Moskow akan memberikan tekanan pada operasi yang digambarkan Washington sebagai kehadiran penjaga, di tengah pengusiran dan pembatasan lainnya. Kedutaan adalah misi operasional AS terakhir di Rusia, setelah konsulat di Vladivostok dan Yekaterinburg ditutup. Selain itu, jumlah staf kedutaan telah menyusut menjadi 120 staf dari sekitar 1.200 pada awal 2017.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan belum terlambat bagi Washington untuk menghentikan Moskow dalam menindaklanjuti pengusiran jika mereka membatalkan rencananya untuk mengusir diplomat Rusia. Hubungan antara Washington dan Moskow berada pada posisi terendah pasca-Perang Dingin. Hubungan keduanya berada di bawah tekanan karena penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.