Mengelola Sitem Penyelenggaraan Haji di Masa Pandemi
IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Situasi pandemi Covid-19 sangat dinamis dan penuh dengan segala sesuatu yang cukup mengurus tenaga. Banyak hal terjadi yang mungkin tidak diprediksi sebelumnya tetapi terjadi.
"Mutasi virus dengan kemampuan yang melewati antibodi adalah salah satu contohnya," tulis M Imran S Hamdani dalam bukunya Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid-19 Penyelenggaraan Berbasis Resiko.
Vaksin yang saat ini dijadikan sebagai senjata utama dalam pencegahan, kini harus berhadapan dengan jenis mutasi virus yang lebih lihai. Demikian pula pada ketahanan sebuah sistem.
"Sistem yang baik adalah sistem yang mampu beradaptasi dan meredam semua resiko yang sudah diperhitungkan," katanya.
Perspektif ketahanan terhadap pandemi covid 19 haruslah holistis. Semua aspek dan masalah yang relevan harus dipertimbangkan demi menghasilkan analisis yang komprehensif dari masalah yang timbul akibat pandemi.
"Hal ini akan mendukung pengembangan strategi dan program yang saling terkait serta melibatkan berbagai intervensi yang saling melengkapi juga saling mendukung," katanya.
Tentunya ketahanan ini ada sesuatu yang dicapai. Ketahanan yang ingin dicapai oleh sebuah ketahanan yang baik adalah memindahkan jamaah haji dan sistem penyelenggaraan ibadah haji keluar dari kerentanan pada saat beribadah haji berlangsung.
M Imran S Hamdani mengatakan, sistem penyelenggaraan ibadah haji dapat menjadi rentan apabila kurang memperhitungkan resiko yang dapat ditimbulkan oleh penularan virus beserta dampaknya. Penyebab struktur sebuah sistem menjadi rentan terhadap pandeni menurut Twigg adalah:
Pertama kewenangan yang sangat terbatas. Kedua kelemahan struktur organisasi, Ketiga kerbatasan sumber daya termasuk pendanaan Keempat kurangnya keahlian sumber daya manusia Kelima, pelatihan yang tidak terstruktur. Keenan mitigasi dan kesiapsiagaan yang lemah.