Digitalisasi Bantu UMKM Terus Akselerasi Hingga Mampu Ekspor
HDK yang didirikan sejak Juni 2018 sukses meraup omzet Rp 500 juta per bulan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh hampir berbagai kalangan, mulai dari perusahaan besar hingga jenama lokal atau UMKM yang tengah merintis. Tak sedikit juga yang harus gugur karena berbagai keterbatasan di tengah pandemi.
Menurunnya angka penjualan, sementara ongkos produksi terus berjalan, jadi salah satu penyebab cukup banyak jenama lokal yang harus gulung tikar.
Memang tidak bisa dimungkiri, di era serba digital seperti sekarang ini, pelaku UMKM yang ingin maju harus mau dan bisa beradaptasi. Mengelola sumber daya dengan baik, memanfaatkan beragam channel hingga menyusun strategi yang tepat.
Salah satu jenama lokal yang mampu beradaptasi dan meraup untung di tengah pandemi Covid-19 ini adalah Hiasan Dinding Kayu (HDK). UMKM yang digagas oleh Lutfi ini sukses beradaptasi dengan memanfaatkan platform digital bahkan hingga sukses memasarkan produknya di skala internasional.
Muhammad Lutfi yang berasal dari Ciomas, Bogor, Jawa Barat ini berhasil memajukan usahanya, dengan melakukan penjualan lewat e-commerce yang ada di Indonesia. Apa yang telah dicapai bukan hasil yang instan tentunya, mengingat cukup panjang perjalanan Lutfi dalam membangun jenama lokal miliknya HDK.
Pada tahun 2016, setelah memutuskan mengundurkan diri dari posisi sebagai karyawan minimarket, Lutfi memulai usahanya dengan menjadi reseller pakaian dan membuka produksi sepatu. Namun, usaha yang dibangunnya tersebut tak bertahan lama karena hanya sampai tahun 2018.
Setelah itu pada pertengahan tahun 2018, Lutfi banting setir dan memutuskan untuk memproduksi hiasan dinding yang 70 persen materialnya adalah kayu. Ide Lutfi cukup sederhana, ia membuat hiasan dinding berupa kaligrafi, pemandangan alam dan ornamen dari kayu.
Sejak saat itu, jenama lokal HDK yang dirintisnya pun terus berkembang pesat. Salah satu yang membantunya berkembang adalah platform e-commerce. Banyak sekali pesanan datang setelah ia melakukan digitalisasi pada tokonya, perkembangannya pun terbilang cukup signifikan.
Berselang tiga tahun, HDK yang awalnya merupakan UMKM rumahan, dan hanya dikelola oleh dua orang saja. Kini telah memiliki warehouse atau tempat produksi sendiri, kantor serta gudang penyimpanan dan memiliki beberapa orang karyawan.
"Ada kebanggaan tersendiri melihat produk hiasan dinding kayu saya dari Bogor yang kini sudah mendunia. Ini menjadi motivasi sekaligus tantangan bagi saya untuk bisa menciptakan model-model hiasan baru agar dapat terus dipercaya, dan membuktikan kalau barang-barang produksi dalam negeri tidak kalah berkualitas dari merek-merek besar luar negeri,” kata Lutfi.
HDK yang didirikan sejak Juni 2018 ini sukses meraup omzet mencapai Rp 500 juta setiap bulannya. Bahkan untuk produksi hariannya, HDK mampu membuat hingga 1.500 unit siap jual. Bagi pelanggan yang ingin melakukan pemesanan dengan desain menyesuaikan keinginan konsumen, dan bisa diproduksi dalam waktu dua hari.
“Sesuai dengan namanya, HDK, kami memproduksi berbagai hiasan dinding kayu. Mulai dari ornamen kayu, hiasan gantung berbagai motif, bentuk dan gambar, hingga kata-kata motivasi dan pemandangan alam,”
Salah satu alasan HDK sukses menjajakan produk ke pasar internasional adalah dengan menjaga kualitas barang produksinya. “HDK membuat produk dengan sistem laser cutting gambar ke bahan kayu, sehingga tak hanya menghasilkan produk yang bagus tapi juga terjaga kualitasnya,” ungkap Lutfi.
Menjual produk di pasar internasional tentu tidak mudah. Salah satu hambatan tersebut adalah beberapa produk pesanan yang custom memakan waktu lebih lama, sehingga ia harus pintar-pintar mengelola waktu produksinya.
Sebagai produk yang telah sukses merambah pasar internasional, harga produk hiasan dinding rumah dari HDK terbilang masih sangat bersahabat “Mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 120 ribu, tergantung besar atau kecil produknya sendiri,” kata Lutfi.