Saling Bantu untuk Mengais Sisa Harta Benda
BPBD Kabupaten Lumajang mencatat terdapat 39 warga yang meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Cuaca cerah disertai suhu panas menyelimuti salah satu titik kawasan Umbulan, Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Dari area tersebut, nampak Gunung Semeru yang berdiri begitu gagahnya di sepanjang mata memandang.
Kawasan Umbulan termasuk dari sekian wilayah yang terdampak erupsi Gunung Semeru, akhir pekan lalu. Bencana tersebut telah menyebabkan rumah-rumah rusak, tumbuhan mati dan sejumlah bangunan tertutup abu hingga satu meter. Kondisi ini tidak hanya mengubur harta benda masyarakat tapi juga turut menenggelamkan kebahagiaan masyarakat setempat.
Dari luasan pasir yang menyelimuti kawasan Umbulan, nampak puluhan warga berbaju biru sedang sibuk menggali satu area. Mereka terlihat semangat dan antusias untuk menyelematkan barang-barang warga yang tenggelam dalam lautan sisa material erupsi Gunung Semeru. Tak ada rasa menyesal di wajah-wajah mereka meskipun peluh terlihat mengucuri seluruh tubuhnya.
Kepala Dusun Ramban, Edi Sunarto mengatakan, para pria dewasa yang sibuk menggali pasir di area Umbulan merupakan warga dari Dusun Ramban, Desa Banturejo Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. "Ada sekitar 25 orang," ucap pria berusia 51 tahun tersebut saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (9/12).
Keikutsertaan warga Ngantang untuk membantu korban erupsi Semeru tidak lepas dari bagian balas budi. Pada awal 2014, masyarakat Ngantang sempat terdampak letusan Gunung Kelud. Kerusakan parah membuat banyak relawan dan masyarakat sekitar membantu.
Pengalaman bencana di masa lalu menyebabkan masyarakat Ngantang tersentuh untuk membantu korban erupsi Semeru. Mereka ingin membalas budi terhadap orang-orang yang pernah membantu warganya pada tujuh tahun lalu. Bantuan ini nantinya tidak hanya berfokus pada wilayah Umbulan tapi area lainnya juga.
"Jadi di manapun siap, sampai kapanpun siap. Kita ingin balas budi, punya utang (di masa lalu)," jelasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru bertambah hingga Rabu (8/12). Tercatat, ada 39 warga di sejumlah kecamatan meninggal akibat bencana tersebut.
Selain data orang meninggal, BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan, terdapat 105 orang terluka akibat erupsi. Jumlah ini termasuk 23 orang yang mengalami luka berat dan 82 orang luka ringan.
Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.