Makam Ulama Nusantara di Afrika Selatan Bertuliskan Arab Jawi
IHRAM.CO.ID, CAPE TOWN - Ulama nusantara memiliki peran penting dalam pembentukan pondasi dan penyebaran awal agama Islam di Afrika Selatan. Belum lama ini, Konsulat Jendaral (KJRI) Cape Town berkunjung ke area pemakaman ulama nusantara.
Pihak KJRI juga berdiskusi dengan Ketua Komunitas Cape Malay, Yusuf Agherdien pada Ahad (12/12) lalu. Area makam tersebut berada di Port Elizabeth yang berjarak 748 km dari Cape Town.
Menurut keterangan pers KJRI Cape Town, di area ini terdapat puluhan makam dengan batu nisan yang dipahat dengan aksara Arab Jawi. Salah satu batu nisan diterjemahkan oleh Askolani, santri asal Pekalongan yang sedang berada di Port Elizabeth.
"Abu Raffie bin Maulana Ngobaa Jawi asal Banten pulang ke Rahmatullah umurnya 78 tahun 6 bulan daripada dua likur malam rabu waktu Isya bulan rabiul akhir hijriyah tahun 1277 Hijriyah," demikian tulis batu nisan berksara Arab Jawi.
Sementara itu Yusuf Agherdien meminta dukungan KJRI Cape Town dalam pelestarian makam ulama asal Indonesia yang terdapat di Port Elizaberth. Ia juga akan mengusulkan ke pemerintah setempat agar area pemakaman tersebut ditetapkan sebagai warisan nasional Afrika Selatan.
Yusuf berharap batu nisan asli dapat ditempatkan di museum dan dibuatkan replika untuk di area pemakaman. Tidak jauh dari area makam terdapat Strand Street Masjid yang merupakan masjid pertama di Port Elizabeth yang selesai dibangun pada Juni 1866. Masjid tersebut merupakan wakaf dari rumah Abu Salie Nabie, ulama nusantara yang merupakan saudara Abu Raffie.
Makam di area Port Elizabeth dan masjid Strand Street tersebut merupakan bukti bahwa ulama-ulama nusantara mempunyai peran penting dalam penyebaran awal Islam di Afrika Selatan. Awal bulan ini makam ulama Indonesia, Sayed Abdul Malik resmi dinobatkan sebagai warisan budaya nasional Afrika Selatan oleh South African Heritage Resources Agency.