Sidebar

Penghuni Surga Tidak Punya Rasa Dendam dan Benci

Wednesday, 15 Dec 2021 05:25 WIB
Ilustrasi Surga

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa penghuni surga tidak memiliki rasa dendam dan benci, karena Allah membuang rasa dendam dan benci itu dari dada mereka. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-A'raf Ayat 43 dan tafsirnya.

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْانْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ ۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya Rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran." Diserukan kepada mereka, "Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan." (QS Al-A'raf: 43).

Tafsir Kementerian Agama menjelaskan, ayat ini menerangkan bagaimana keadaan penghuni surga yang jauh berbeda dari keadaan penghuni neraka, seperti siang dan malam. Penghuni surga tidak mempunyai rasa dendam dan benci. Allah membuang rasa dendam dan dengki itu dari dalam dada mereka. Allah menumbuhkan rasa kasih sayang, santun, menghormati, dan bergembira.

Kebalikan dari penghuni neraka, mereka bermusuhan satu dengan yang lain, tuntut-menuntut, tuduh-menuduh dan hina-menghinakan.

Penghuni surga bersenang-senang dan bergembira dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, tetapi penghuni neraka dalam keadaan susah dan bermuram durja, mereka diliputi oleh api yang bernyala-nyala.

Penghuni surga senantiasa bersyukur dan berterimakasih, menunjukkan kebahagiaan dan kegembiraan mereka. Mereka memuji Allah yang telah memberinya petunjuk selama hidup di dunia, sehingga mereka menjadi orang yang beriman dan beramal saleh yang menyebabkan mereka menjadi penghuni surga.

Kalau bukan karena petunjuk Allah, tentu mereka tidak mempercayai Rasul Allah, atau mereka akan menjadi orang yang zalim dan durhaka. Karena Rasul diutus untuk membawa ajaran-ajaran yang benar, menuntun umatnya mempercayai Allah Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa dan mendorong mereka untuk mengerjakan amal saleh.

Kemudian penghuni surga mendengar seruan dari malaikat, suatu seruan yang sangat menyenangkan dan menggembirakan, seruan yang merupakan penghormatan dan kemuliaan, yaitu inilah tempatmu yang bernama surga yang sudah diwariskan Allah untukmu sebagai balasan dari amal salehmu yang kamu kerjakan selama hidup di dunia.

Masuk surga adalah balasan dari amal saleh yang dilandasi iman kepada Allah. Juga karena adanya rahmat dari Allah. Kalau rahmat dari Allah tidak ada, seseorang belum tentu akan masuk surga, yaitu suatu tempat kesenangan yang disediakan Allah bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh, tetapi bila tidak ada rahmat Allah, tentu seseorang tidak akan masuk surga. Sebab tidaklah sebanding amal saleh dengan nikmat surga itu.

Dari kata-kata "Kami wariskan" terkandung di dalamnya rahmat Allah. Tidak mungkin seseorang masuk surga, walaupun besar amal salehnya tanpa adanya rahmat Allah baginya.

Rasulullah SAW bersabda, "Amal perbuatan (seseorang) tidak akan memasukkannya ke dalam surga." Mereka (para sahabat) bertanya, "Apakah engkau juga begitu ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Saya juga begitu, kecuali kalau Allah memberikan kepada saya rahmat dan karunia-Nya." (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)


Berita terkait

Berita Lainnya