Intibios Lab Klinik dan Farmasi Kembangkan Pelayanan Terintegrasi

Intibios Lab Klinik dan Farmasi tersedia di 62 titik yang tersebar di seluru Indonesi

Istimewa
Soft Opening Intibios Lab, Klinik dan Farmasi di El Royal Hotel, Kota Bandung, Selasa (13/12)
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jaringan nasional laboratorium Intibios Lab melakukan pengembangan dengan memaksimalkan layanan terintergrasi. Menurut Pemilik Intibios Lab, Klinik dan Farmasi, Enggartiasto Lukita, saat ini pihaknya tidak hanya melayani tes PCR dan Antigen.


Namun, kata dia, pelayanan yang dihadirkan mencakup laboratorium klinik, vaksinasi, konsultasi dokter, dan farmasi. Pelayanan tersebut dipertegas dengan adanya tranformasi nama menjadi Intibios Lab, Klinik dan Farmasi. 

"Semua Intibios Lab ini pada waktu awalnya adalah bagaimana kita bisa berkontribusi untuk membantu pemerintah memutus rantai tular dari Covid-19," ujar Enggartiasto saat Soft Opening Intibios Lab, Klinik dan Farmasi di El Royal Hotel, Kota Bandung, Selasa (13/12) 

Enggartiasto mengatakan, masalah kesehatan bukan hanya pademi Covid-19. Namun, banyak pula masyarakat  yang perlu mengetahui kondisi kesehatannya terkini.

"Seperti itu melalui pemeriksaan darah, melalui pemeriksaan x-ray, dan berbagai hal demikian juga dengan pencegahanya," katanya. 

Menurut Enggartiasto, melihat penduduk Indonesia yang sangat banyak, jangan dijadikan hal tersebut sebagai hambatan untuk memberikan pelayanan kesehatan. "Banyaknya masyarakat Indonesia ini syaratnya adalah dia harus sehat pangan tercukupi dan sehat. Jangan kemudian dihadapkan dengan angka kematian yang tinggi, angka kelahiran dari bayi juga dan kemudian berbagai hal," katanya.

Saat ini, Intibios Lab Klinik dan Farmasi tersedia di 62 titik yang tersebar di seluru Indonesia. Menurutnya, sejumlah titik cabang tersebut dapat mengcover pelayanan kepada masyarakat yang hendak berobat. 

"Kita akan transformasikan memberikan pelayanan untuk itu. Dari mulai Lampung sampai Bali ditambah juga akan segera ada di Banjarmasin," katanya.

Enggartiasto menjelaskan, Intibios Lab, Klinik dan Farmasi terus berupaya untuk masyarakat bisa tercover Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "BPJS kita tentu harus memproses dulu," katanya.

Karena, kata dia, saat ini, pihaknya telah melakukan perjanjian kerjasama dengan korporasi, dengan perusahan-perusahaan. "Untuk karyawan dan anggota untuk medical cek up-nya, untuk pemeriksaan darah rutinnya, kemudian dia juga organisasi dan komunitas dan ikatan-ikatan Alumni," katanya.

Direktur Utama Intibios Lab, Klinik dan Farmasi, Rio Abdurrachman, mengatakan, sebagian besar masyarakat masih memandang pemeriksaan kesehatan sebagai kemewahan. Selain itu saat ini masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan ketika ada kebutuhan.

"Kini kesehatan semakin masuk menjadi bagian sehari-hari dan masyarakat membutuhkan layanan yang dekat dan mudah diakses untuk pemeriksaan kesehatan," kata Rio. 

Layanan terintegrasi Intibios, kata dia, di antaranya pemeriksaan kesehatan melalui medical check-up dan tes yang dibutuhkan di laboratorium, konsultasi dokter, pencegahan penyakit melalui vaksinasi, dan penanganan masalah menggunakan obat-obatan yang disediakan oleh farmasi merupakan satu kesatuan mata rantai. Tujuannya, untuk membuat masyarakat tetap sehat, tetap produktif, dan bahagia. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler