Khawatir Omicron, Selandia Baru Batal Buka Perbatasan
Selandia Baru sebenarnya telah menyepakati perjalanan non-karantina warga Australia
REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON – Selandia Baru menunda rencana untuk membuka kembali perbatasannya secara bertahap. Hal itu dipicu kekhawatiran penyebaran Covid-19 varian omicron.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengungkapkan, keputusan terkait penundaan itu diambil guna memberi lebih banyak waktu bagi negaranya menghadapi penyebaran omicron. “Sayangnya, ini bukan perkara ‘jika’, tapi ‘ketika’ (Omicron menyebar di Selandia Baru). Ia sangat mudah menyebar,” kata Ardern lewat Facebook Live, Selasa (21/12).
Ardern enggan mengambil risiko dan mempertaruhkan kesehatan dan keselamatan warganya. “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami siap,” ujarnya.
Selandia Baru sebenarnya telah menyepakati perjalanan non-karantina untuk warga Australia. Namun dengan keputusan terbaru, hal itu bakal ditunda mulai 16 Januari hingga akhir Februari tahun depan.
“Tidak diragukan lagi ini mengecewakan dan akan mengganggu banyak rencana liburan. Tapi penting menetapkan perubahan ini dengan jelas hari ini, sehingga mereka dapat memiliki waktu untuk mempertimbangkan rencana tersebut,” kata Menteri Penanganan Covid-19 Selandia Baru Chris Hipkins.
Hipkins mengungkapkan, sejauh ini semua bukti menunjukkan Omicron sebagai varian Covid-19 yang paling menular. Guna mengantisipasi menyebarnya varian tersebut, turis asing, selain dari Australia, tidak akan diizinkan kembali ke Selandia Baru hingga April 2022.
Selandia Baru akan meningkatkan masa tinggal di fasilitas karantina dari satu pekan menjadi 10 hari. Persyaratan tes pra-keberangkatan untuk memasuki Selandia Baru dikurangi dari 72 jam menjadi 48 jam sebelum perjalanan.
Air New Zealand mengatakan, akibat adanya penundaan pembukaan kembali perbatasan, mereka akan membatalkan sekitar 120 penerbangan hingga akhir Februari 2022. Hal itu mempengaruhi sekitar 27 ribu pelanggannya.
Di dalam negeri, Selandia Baru akan memperpendek jarak antara dosis vaksin kedua dan booster dari enam menjadi empat bulan. Dengan demikian, 82 persen warga yang sudah divaksinasi lengkap akan diberikan dosis booster pada Februari tahun depan. Selandia Baru adalah salah satu negara yang cukup berhasil menangani pandemi Covid-19. Sejauh ini ia baru melaporkan 13.531 kasus dengan korban meninggal sebanyak 49 jiwa.