Jurus Jitu Gaji tak Numpang Lewat
Coba terapkan skema pengelolaan anggaran 40/30/20/10.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menjelang tanggal gajian, biasanya tak sedikit orang yang mulai memikirkan rencana untuk memenuhi berbagai keinginan yang tertunda. Sebut saja membeli makanan lezat, baju baru, hingga gawai paling mutakhir.
Tidak ada yang salah dengan keinginan itu. Ketika kita sudah bekerja keras, tak ada salahnya untuk menikmati hasil kerja keras tersebut. Hanya, yang perlu diingat adalah jangan sampai gaji yang baru saja diperoleh tiba-tiba saja raib tak berbekas gara-gara memenuhi keinginan yang tak terbatas.
Lantas, apa tip jitu agar gaji kita tak sekadar numpang lewat di rekening? Perencana keuangan sekaligus pendiri Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menyatakan, agar gaji bulanan bisa dikelola dengan bijak, memang perlu diawali dengan niat dan komitmen yang kuat dari setiap individu.
Sebelum mulai merealisasikan, setiap individu harus benar-benar teredukasi dan menger ti betul mengapa pengelolaan keuangan itu perlu, apa pentingnya investasi, bagaimana membedakan keinginan dan kebutuhan, serta faktor lainnya. "Kalau dia belum teredukasi dan sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan ya cukup sulit untuk berubah," kata Mike.
Baca juga : Penggemar Harap Ada Film The Amazing Spider-Man 3 Setelah No Way Home
Generasi milenial memang cenderung lebih mengutamakan pengalaman daripada menabung atau investasi. Mereka lahir di masa dengan kemudahan akses dalam segala aspek, mulai dari pelayanan reservasi destinasi wisata berbelanja, membeli makanan, pakaian, dan lainnya. Karena itu, tidak aneh jika banyak dari pekerja milenial yang memiliki masalah dengan tata kelola gaji. Bahkan gaji mereka cenderung hanya 'numpang lewat' saja setiap bulannya.
''Membeli pakaian, keperluan baju, make-up, ngopi di kafe, atau jalan-jalan boleh saja. Asal jangan sampai semua gaji habis begitu saja tanpa bisa kita sisihkan untuk ditabung. Kan kita juga harus mulai memikirkan masa depan,'' kata Mike Rini kepada Republika beberapa waktu lalu.
Sebagai solusi, Mike menyarankan para pekerja milenial untuk menerapkan skema pengelolaan anggaran, misalnya 40/30/20/10. Ini artinya 40 persen untuk alokasi kebutuhan prioritas, 30 persen alokasi dana wajib atau cicilan, 20 persen alokasi investasi, dan 10 persen alokasi sosial, seperti zakat, pajak, dan donasi.
Kalau Anda gajinya masih UMR coba diatur pengeluarannya dengan skema di atas, lalu coba realisasikan. ''Ya agar keuangan menjadi lebih sehat, mau tidak mau gaya hidup kita disesuaikan dengan penghasilan kita,'' jelas Mike.
Mike juga mengingatkan agar para pekerja milenial tidak mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilannya. Sebab, hal itu bisa membukakan peluang pada gerbang utang atau pinjaman yang merugikan diri sendiri.
Baca juga : Seorang Ibu di Tangerang Cairkan Langsung Saldo PKH Rp 20 Juta