Pakai Masker Melindungi Mu, namun Sampahnya?
Pengelolaan masker bekas pakai ini tentunya diawali dari diri kita masing-masing selaku pemakainya.
Salah satu protokol kesehatan yang wajib dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran covid-19 adalah menggunakan masker. Tujuan memakai masker adalah untuk melindungi diri sendiri dan juga orang lain. Masker mencegah masuknya droplet yang bisa dikeluarkan oleh orang lain saat mereka batuk, bersin, dan berbicara sehingga kita tidak tertular. Sebaliknya masker menahan droplet yang keluar saat kita berbicara, batuk atau bersin sehingga tidak menularkan virus kepada orang lain.
Seiring dengan semakin menurunnya penyebaran covid-19, kadang membuat kita lalai dengan prokes. Termasuk cara menangani masker yang telah kita pakai. Sebagai contoh masker kain yang bisa dipakai ulang tentunya akan kita cuci sebelum digunakan kembali. Namun sudahkah kita mencucinya dengan perlakuan yang benar?.
Walaupun ada himbauan untuk menggunakan masker kain yang bisa dipakai ulang, tetapi masih banyak masyarakat yang menggunakan masker sekali pakai. Ada juga yang menggunakan double mask dimana masker sekali pakai di bagian dalam dan lapisan luar dengan masker kain. Masker medis sekali pakai menjadi pilihan banyak orang karena praktis digunakan. Selain praktis, masker yang terdiri dari tiga lapisan ini memiliki penyaring udara serta kemampuan meloloskan udara lebih baik.
Tentunya masker bekas sekali pakai ini akan meningkatkan timbunan limbah masker. Masker bekas sekali pakai dapat menjadi media penyebaran covid-19 dan penyakit lainnya. Oleh karena itu perlu ada pengelolaan yang tepat terhadap sampah masker tersebut. Pengelolaan masker bekas pakai ini tentunya diawali dari diri kita masing-masing selaku pemakainya.
Pengetahuan dan pemahaman yang benar terkait bagaimana sampah masker dikelola perlu disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) melalui program Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan menyelenggarakan Webinar Pelajar Peduli Lingkungan dengan tema Sosialisasi “Dampak dan Cara Pengelolaan Limbah Medis Masker di Masa Pandemic Covid-19 dalam Mewujudkan Islamic Green School di SMAIT Tunas Bangsa”. Webinar yang dilaksanakan bertepatan pada hari ibu 22 Desember 2021 tersebut juga bagian dari kegiatan pekan karakter siswa SMAIT Tunas Bangsa Depok.
Pembicara dalam webinar ini Awaludin Hidayat Ramli Inaku, S.KM, M.KL yang juga seorang dosen di Fikes UHAMKA menjelaskan pentingnya perlakuan awal pada masker selepas digunakan. Tujuannya hal tersebut untuk keamanan diri kita sendiri maupun orang lain. Perlakuan ini berlaku bagi masker kain yang bisa digunakan kembali maupun masker sekali pakai yang akan dibuang.
Perlakuan untuk masker kain yang bisa dipakai ulang adalah mencucinya dengan prosedur berikut. Langkah pertama cucilah masker kain dengan detergen dan air panas. Kedua bilas dengan air bersih, lalu keringkan di bawah sinar matahari. Ketiga setrika masker dengan suhu sesuai bahan dasar kain. Setelah itu masker kain siap kembali digunakan.
Lalu bagaimanakah perlakuan awal terhadap sampah masker sekali pakai sebelum dibuang? pertama bersihkan tangan pakai sabun atau hand sanitizer, kemudian lepaskan masker dari belakang, terakhir gunting dan buang masker ke kantong khusus namun jangan memegang bagian depan masker.
Pengelolaan limbah masker sekali pakai
Masker medis atau masker sekali pakai umumnya terbuat dari polipropilen yang merupakan salah satu jenis plastik. Plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai. Limbah masker yang masih utuh dan berkeliaran di lingkungan karena tidak ditangani dengan baik dapat terbawa ke sungai dan laut serta menyebabkan pencemaran air. Limbah masker bekas pakai juga dapat menjerat hewan, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi mereka.
Dalam mengelola limbah masker, menurut pemaparan Pak Awaludin yang menjadi pembicara atau nara sumber tunggal dalam webinar ini, terlebih dulu kita perlu memilah limbah ke kantong-kantong khusus. Limbah umum dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam, limbah infeksius ke dalam kantong plastik berwarna kuning, limbah kimia/farmasi ke dalam kantong plastik berwarna coklat dan lain sebagainya.
Nah sampah masker dikategorikan sebagai limbah infeksius sehingga dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning. Jika tidak ada kantong plastik khusus warna kuning bisa juga menggunakan kantong plastik warna lain asalkan ditandai misalnya dengan stiker atau tulisan bahwa kantong tersebut berisi limbah masker. Pemilahan dengan kantong plastik khusus tersebut untuk memudahkan petugas kebersihan dalam pengangkutan dan membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Hal tersebut sekaligus melindungi petugas kebersihan dari resiko paparan virus dalam sampah tersebut. Bagi sekolah, adanya pemilahan sampah tersebut tentunya menjadi penilaian plus bagi dinas terkait dan para pemangku kepentingan.
Setelah pemilahan, langkah selanjutnya adalah pewadahan. Wadah sampah yang baik tentunya tidak mudah bocor, kedap air, tahan karat, tidak mudah ditusuk. Selain itu wadah tersebut harus mempunyai penutup yang mudah dibuka tutup tanpa mengotori tangan. Tidak lupa untuk melengkapi atau melapisi wadah dengan plastik agar mudah diangkat, diisi, dikosongkan dan dibersihkan.
Tahap akhir adalah pengolahan. Penting untuk difahami kembali oleh kita semua bahwa limbah masker merupakan limbah infeksius yang sangat berbahaya. Oleh karena itu limbah ini tidak dapat diolah menjadi apapun namun hanya dapat dimusnahkan dengan cara dibakar dalam alat incinerator.
Adapun pengolahan alternatif menjadi sesuatu yang berguna seperti di jerman atau negara lain diperlukan teknologi tertentu dan alat khusus. Alat-alat yang dibuat oleh mahasiswa beberapa perguruan tinggi di negara kita juga belum ada yang ditetapkan untuk digunakan secara resmi. Selain itu di negara kita belum ada prosedur atau SOP khusus pengelolaan limbah masker medis lebih lanjut kecuali dengan cara dibakar tersebut.
Kegiatan webinar yang juga bagian dari Pelatihan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pengelolaan Limbah Masker di Lingkungan Sekolah Islam Terpadu Tunas Bangsa Depok akan ditindak lanjuti dengan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah termasuk penambahan dan pengadaan sarana prasarana pendukungnya