140 Juta Infeksi Baru Omicron Diprediksi Terjadi di AS
Pakar menyebutkan prediksi total kasus Omicron mencapai 140 juta pada Januari-Maret.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Santi Sopia
Varian Covid-19 omicron terus menyebar ke seluruh dunia. Data pemodelan baru menunjukkan varian baru ini diperkirakan menyebabkan lonjakan infeksi baru per hari di AS. Akan tetapi peneliti juga memprediksi akan lebih sedikit rawat inap dan kematian dibandingkan dengan varian delta.
Para peneliti di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Fakultas Kedokteran Washington University merevisi pemodelan Covid-19 untuk informasi terbaru tentang varian omicron. Peneliti menemukan AS mungkin mengalami total sekitar 140 juta infeksi baru dari 1 Januari hingga 1 Maret 2022, memuncak pada akhir Januari sekitar 2,8 juta infeksi baru harian.
“Kami memperkirakan lonjakan infeksi yang sangat besar, jadi, penyebaran omicron yang sangat besar,” direktur IHME Dr Chris Murray, dilansir dari USA Today, Kamis (23/12).
Total infeksi di AS diperkirakan akan meningkat dari sekitar 40 persen. Sejauh ini, diprediksi akan naik jadi 60 persen dalam dua sampai tiga bulan ke depan.
Meta-analisis telah menunjukan varian sebelumnya menyebabkan sekitar 40 persen kasus tidak menunjukkan gejala. Murray mengatakan lebih dari 90 persen orang yang terinfeksi omicron mungkin tidak pernah menunjukkan gejala.
Para peneliti memperkirakan bahwa dari jutaan infeksi harian baru yang diproyeksikan, hanya sekitar 400 ribu kasus yang dilaporkan. Hal ini karena kebanyakan orang Amerika yang terinfeksi virus tidak akan merasa sakit dan mungkin tidak akan melakukan tes.
Pada puncak lonjakan musim dingin tahun lalu, khususnya Januari, AS melaporkan lebih dari 250 ribu kasus baru per hari. Negara ini telah melaporkan sekitar 51 juta kasus yang dikonfirmasi sejak pandemi dimulai, menurut data Johns Hopkins.
Di luar AS, model data menunjukkan dunia mungkin melihat sekitar tiga miliar infeksi baru dalam dua bulan ke depan dengan penularan puncak terjadi pada pertengahan Januari dengan lebih dari 35 juta kasus baru per hari.
“Tentu, ini hasil yang potensial,” kata Julie Swann, profesor di North Carolina State University yang mempelajari pemodelan pandemi dan sistem kesehatan.
Sementara infeksi diperkirakan akan meroket, data IHME menunjukkan rawat inap dan kematian akan hampir sama. Para peneliti menemukan tingkat infeksi-rawat inap dari omicron sekitar 90 persen hingga 96 persen lebih rendah dari delta. Tingkat kematian akibat infeksi sekitar 97 persen hingga 99 persen lebih rendah.
"Di masa lalu, kami mengira bahwa Covid, 10 kali lebih buruk daripada flu dan sekarang kami memiliki varian yang mungkin setidaknya 10 kali lebih parah. Jadi, omicron mungkin tidak separah flu tapi jauh lebih menular,” ujar Murray.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Imperial College of London menunjukkan bahwa kasus omicron memiliki risiko rawat inap yang lebih rendah hingga 20 persen dibandingkan dengan varian delta, 45 persen pengurangan risiko rawat inap dalam semalam.
Tetapi beberapa ahli kesehatan mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi tentang tingkat keparahan omicron. Model data lain telah menunjukkan rawat inap dapat melebihi lonjakan musim dingin lalu.
Dr Daniel Griffin, kepala penyakit menular di ProHealth Care dan instruktur klinis kedokteran di Columbia University mengatakan butuh sedikit lebih banyak waktu untuk mengetahui secara pasti tentang tingkat keparahan relatif serta perlindungan silang untuk infeksi ulang dengan varian lain setelah infeksi omicron.
Spesialis penyakit menular terkemuka Dr Anthony Fauci, mengatakan bahwa omicron mungkin kurang berbahaya daripada varian sebelumnya. "Itu bisa dibayangkan, tetapi tetap bukan jaminan,” kata dia.
Murray mengatakan masker tetap penting, terutama jika 80 persen populasi mengenakan masker berkualitas tinggi. Dia juga menyoroti pentingnya vaksinasi dan booster, meskipun booster mungkin tidak memiliki dampak signifikan pada penularan karena kekebalan yang berkurang setelah enam bulan.
“Vaksinasi dan booster sangat penting. Tapi kita harus segera mendapatkannya karena omicron menyebar begitu cepat sehingga begitu kasus dan rawat inap meningkat, vaksinasi tambahan tidak terlalu berdampak,” kata Swann.