PRC-PPI: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Tertinggi

Joko Widodo di posisi keempat top of mind sosok potensial sebagai capres 2024.

Antara/Indonesia Defense Magz
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politika Research and Consulting (PRC) berkolaborasi dengan Parameter Politik Indonesia (PPI) merilis hasil survei terkait peta politik jelang 2022. Terkait elektabilitas sosok potensial sebagai calon presiden (capres) yang masuk ke dalam top of mind, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi yang teratas.

Baca Juga


"Sebanyak 17,2 persen itu menyatakan Ganjar Pranowo, 16,4 persen menyatakan Prabowo Subianto," ujar Direktur Eksekutif PRC Rio Prayogo lewat rilis survei secara daring, Senin (27/12).

Posisi ketiga ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 9,1 persen. Menariknya, masih ada nama Joko Widodo di posisi selanjutnya dengan elektabilitas sebesar 6,9 persen.

"Masih ada yang menginginkan Jokowi karena ketidaktahuan mungkin atau memang menginginkan untuk ketiga kalinya," ujar Rio.

Selanjutnya ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (5,2 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (4,0 persen), dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (2,5 persen). 

Tiga nama terakhir adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (1,6 persen), mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (1,1 persen), dan Ketua DPR Puan Maharani (0,8 persen). Adapun nama-nama lain seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar tidak masuk ke dalam top of mind dari hasil survei tersebut.

Survei yang merupakan kolaborasi antara PRC dan PPI dilakukan pada 12 November hingga 4 Desember 2021. Jumlah responden sebanyak 1.600 orang yang merupakan penduduk berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Wawancara terhadap responden dilakukan secara tatap muka dengan margin of error sebesar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden tersebar secara proporsional di 34 provinsi dan 160 desa/kelurahan.

Baca Juga: Pameran Foto Nyai di Belanda: Kisah Efek Dasima Hingga Berimbas ke Perang Diponegoro 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler