Yokke Gandeng MKP Dukung Gerakan Non-Tunai

Transaksi non-Tunai merupakan salah satu upaya memutus rantai covid-19.

istimewa
PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) melakukan penandatanganan kerjasama digitalisasi dan penerapan tiket elektronik
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pariwisata, Parkir, & Pasar Tradisional merupakan segmen penting yang erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dan penggunaan transaksi non-tunai masih relatif kecil sehingga memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Sebagai segmen penting, ketiga segmen saat ini mulai kembali bangkit setelah sempat mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19 sepanjang 2020 sampai dengan pertengahan 2021 silam.

Baca Juga


Pasar tradisional, merupakan wadah kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan yang juga merupakan fondasi dasar perekonomian suatu wilayah, di sana para petani/nelayan melakukan jual beli hasil bumi secara langsung. Pasar tradisional ini biasanya dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun (Badan Usaha Milik Daerah) BUMD. 

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini terdapat 16.235 pasar tradisonal dengan 2,8 juta pedagang dan tercatat baru 475 pasar yang sudah mengakses layanan digital (yaitu minimal setiap pasar mengakses satu di antara layanan e-commerce, e-retribusi, QRIS, dan lainnya).

Sementara, industri pariwisata adalah industri yang paling terpukul akibat pandemi COVID-19 ini dengan penurunan wisatawan mancanegara mencapai 75% dan wisatawan nusantara sekitar 30% menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Perlahan setelah penurunan kasus positif mulai stabil, industri pariwisata kembali menggeliat. Kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik menjadi kunci utama bagi pelaku pariwisata agar dapat bertahan di tengah pandemi. Salah satu upaya inovasi yang dilakukan adalah digitalisasi pariwisata dengan memperluas penerapan tiket elektronik atau e-ticketing pada objek-objek wisata.

Digitalisasi sarana parkir yang juga menjadi penting karena digitalisasi memberikan manfaat bagi semua pihak. Selain memudahkan pengelola, digitalisasi perparkiran juga membuat masyarakat memiliki rasa aman dan nyaman saat menggunakan jasa parkir.

 

Untuk itu, PT Mitra Transaksi Indonesia (Yokke) bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) melakukan penandatanganan kerjasama digitalisasi dan penerapan tiket elektronik pada tanggal 18 November 2021 lalu. Kerjasama ini membidik segmen tiga segmen tersebut.

Direktur Utama Yokke, Niniek S. Rahardja mengungkapkan pentingnya kerjasama ini untuk memberikan solusi lengkap pembayaran digital untuk segmen yang lebih luas lagi, terutama segmen pasar tradisional yang masih relatif belum tersentuh.

Niniek memaparkan bahwa layanan yang disediakan Yokke dan MKP yang komprehensif, user friendly (bagi pengelola maupun konsumen) dan dengan harga terjangkau dapat menjadi solusi pengelolaan bisnis perparkiran, pasar tradisional dan objek wisata menjadi lebih mudah, transparan dan akuntabel. 

“Digitalisasi ini juga tentunya sebagai wujud nyata perluasan gerakan non-tunai dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19,”kata dia dalam keterangan persnya, Selasa (28/12).

Menurut CEO MKP Nicholas Anggada menjelaskan, sistem e-Ticketing atau tiket elektronik yang dimiliki oleh MKP sudah sangat terbukti berjalan dengan baik di berbagai daerah di Indonesia.

Dengan adanya digitalisasi dan penerapan tiket elektronik di berbagai sektor ini, kata dia, sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran, karena tidak ada alasan lagi orang tidak jadi mengunjungi suatu lokasi karena tidak membawa kurang cash, digitalisasi payment sistem ini sudah mampu menerima pembayaran menggunakan kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar (prepaid) dan juga QRIS.

"Selain itu juga bagi pengelola, akan sangat amat terbantu dengan adanya infrastruktur digital yang sangat mudah digunakan,” kata dia.

CEO MKP eTicketing juga menjelaskan kendala-kendala kebocoran pendapatan yang biasa di hadapi oleh industri pariwisata, parkir dan pasar akibat ketiadaan sistem pembayaran yang terpadu di loket penjualan untuk pengunjung, dan adanya resiko cash in transit yang besar dapat dieliminasi dengan digitalisasi sistem ini.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler