Tim Advance Jelaskan Teknis Umroh di Masa Pandemi
IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Ketua tim advance percobaan umroh Syam Resfiadi menjelaskan, teknis umroh di masa pandemi, termasuk kenapa akhirnya 25 orang anggotanya dikarantina, padahal 19 orang sudah berangkat menuju Makkah dan Madinah. Sesuai peraturan Arab Saudi jamaah yang divaksin sinovac dan sinoparm tanpa Booster dikarantina. Sementara tim advance yang menggunakan vaksin tidak direkomendasikan Arab Saudi ada enam orang.
Syam menjelaskan, setelah tim advance mendarat di Jeddah, sudah mengatahui akan ada karantina selama lima hari yang harus dijalani. Namun, karena prosesnya terlalu cepat di airpot Jeddah sehingga pihak Saudi Airline masih belum tiba di airport.
"Bahkan baru ketemunya itu setelah kami memastikan pihak Muasasa menahan anggota yang memang divaksin dengan sinovac dan sinoparm, sehingga di turunkan ada enam orang dari grup kami," ujar Syam.
Selanjutnya, kata Syam rombongan dari delapan orang berangkat ke Makkah. Dan sementara rombongan yang lain, mereka berangkat ke Madinah, tanpa terlihat oleh pihak Saudi Airline dan enam orang yang menunggu ini akhirnya ditanyai pihak Saudia Airline kemana jamaah lainnya.
"Nah yang enam orang ini dipertanyakan mana jamaah yang lain," katanya.
Syam menceritakan, enam orang dari tim advance ini memang sudah siap dikarantina, karena menggunakan vaksin yang bukan direkomendasikan Saudi. Akan tetapi, karantina tidak bisa dilakukan, dengan lasannya otoritas airline belum melihat 19 orang dari tim advance tidak ada bandara.
"Karena di daftar listnya itu mereka melihat bahwa ada 25 orang yang harus dikarantina. Sehingga kami masuk karantina lima hari. Akhirnya kami yang sudah dalam perjalanan menuju Makkah kembali ke Jeddah ke airpot untuk karantina," katanya.
Begitu juga kata Syam, tim advance yang telah berangka ke Madinah diminta kembali ke airpot. Dan akhirnya semua tim advance sebanyak 25 orang itu dikarantina demi mengurangi resiko terpapar Covid-19 dan virus lain sebagai turunannya yaitu Omicron.
"Dan kita sama-sama di karantina lima hari," katanya.
Syam menceritakan, setelah itu semua dilakukan test PCR pada tanggal, 25 Desember. Dan hasilnya keluar tanggal 26 Desember dan semua sinyatakan bebas virus.
"Alhamdulillah semua negatif," katanya.
Kemudian tanggal 27 kemari, tim advance ditest PCR yang kedua. Jadi pada Selasa tanggal 28 kemarin tim sudah bisa keluar dari karantina dan bisa diberangkatkan ke Madinah.
"Kami sudah bisa chek out dan menuju ke Madinah," katanya.
Namun kata Syam, hasil PCR nya belum keluar di dalam aplikasi tawakalna. Meski demikian tim memang sudah selesai masa karantinanya selama lima hari.
"Akhirnya kami diperbolehkan chek out dan kami sudah membooking hotel di Madinah," katanya.
Kemarin, saat dihubungi, Syam mengatakan, bahwa sedang dalam perjalanan menuju Madinah yang diperkirakan sampai pukul 12.30 waktu Arab Saudi. Tim akan berada di Madinah selama empat hari tiga malam.
"Insya Allah 4 hari 3 malam kami di Madinah tgl 31 Desember kami ke Makkah untuk menjalani umrah dan pergantian tahun di Kabbah," katanya.
Syam memastikan, setelah sampai di Makkah, jamaah tidak langsung umroh, tetapi istirahat beberapa saat di penginapan. Baru setelah itu tim bisa melakukan ibadah umroh.
"Insya Allah kami masuk Makah tentunya masuk hotel dulu. Dan perlu dicatat di sini bahwa untuk masuk ke raudoh Masjid Nabawi maupun Masjidil haram arus menggunakan aplikasi tawakalna," katanya.