Thailand Minta Masyarakat Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Thailand mengidentifikasi klaster pertama omicron.

AP/Sakchai Lalit
Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 di dalam unit vaksinasi keliling di Bangkok, Thailand, Rabu, 8 September 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand memperingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan kasus infeksi virus Corona. Peringatan itu disampaikan setelah Thailand mengklasifikasi klaster pertama wabah varian Omicron sebagai insiden penyebaran virus super.

Thailand mengidentifikasi klaster Omicron di timur laut Provinsi Kalasin pada malam Natal atau Sabtu (27/12) lalu. Klaster tersebut berasal dari pasangan yang baru saja pulang dari Belgia kemudian mengunjungi bar, konser dan pasar-pasar.

Pejabat kesehatan Thailand Opas Karnkawinpong mengatakan klaster berikutnya menular ke ratusan orang, kasus-kasus menyebar ke 11 provinsi lain. Ia mengatakan salah satu baru yang berkaitan dengan klaster tersebut penuh dan tidak memiliki ventilasi yang bagus. "Selama Tahun Baru, bila anda mengunjungi tempat dan tidak terlihat aman, jangan datang," kata Opas dalam konferensi pers, Rabu (29/12).  

Hingga saat ini Thailand melaporkan 740 kasus infeksi varian Omicron. Termasuk 251 orang yang melakukan kontak dengan pengunjung dari luar negeri. Setelah puncak kasus infeksi pada Agustus lalu yang rata-rata 20 ribu kasus per hari, hingga pekan lalu kasus turun 2.500 per hari.

Namun Kementerian Kesehatan Thailand mempersiapkan rencana skenario bila terjadi 30 ribu kasus dan 160 kematian per hari pada Maret mendatang. Hal itu dapat terjadi bila program vaksinasi dan tes tidak dipercepat dan tidak ada peraturan pembatasan sosial.

Bila pembatasan diperketat kasus infeksi di puncak wabah dapat ditekan hingga 14 ribu kasus per hari pada bulan Februari. Angka kematian juga dapat ditahan menjadi 60 per hari.

Dalam konferensi pers yang terpisah juru bicara gugus tugas virus korona pemerintah Thailand Taweesin Wisanuyothin mengatakan dua pekan pertama bulan Januari pegawai negeri juga diizinkan bekerja dari rumah. Ia juga meminta sektor swasta mengikuti langkah yang serupa.

Usai mendeteksi kasus varian Omicron domestik pertama pekan lalu pemerintah Thailand memberlakukan wajib karantina bagi orang asing. Bangkok juga menangguhkan program 'test and go' yang mengizinkan pengunjung asing yang sudah divaksin tidak perlu menjalani karantina.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler