Peneliti BRIN: Varian IHU tidak Semenular Omicron, Tapi ...

Varian IHU dilaporkan memiliki banyak mutasi, yakni 46.

www.pixabay.com
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Varian yang dijuluki IHU dikabarkan muncul di Prancis.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan dari beberapa laporan penelitian saat ini varian B.1640.2 atau IHU dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak menular secepat varian omicron. Varian tersebut dilaporkan muncul di Prancis.

"Tidak semenular omicron, tapi mungkin bisa lolos dari vaksin," kata Amin saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Amin menuturkan, hingga sekarang laporan penelitian mengenai karakteristik, perilaku, dan penularan serta informasi terkait lain tentang varian IHU masih sangat terbatas. Varian IHU memiliki cukup banyak mutasi, yakni ada 46 mutasi.

Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. - (ANSA)

"Ini kan baru dilaporkan di Prancis dan Republik Kongo, tapi masih sangat terbatas kasusnya, masih tidak terlalu banyak, sehingga belum bisa disimpulkan," ujarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengategorikan varian IHU sebagai variant of interest (VoI). Hingga sekarang, varian IHU masih dalam pemantauan WHO.

Selain itu, masih dibutuhkan pengamatan lebih lanjut untuk varian IHU. Terkait efikasi vaksin terhadap varian IHU dan seberapa bahaya infeksi dari varian itu juga belum dapat dijelaskan karena informasi yang ada sekarang masih sangat terbatas.

"Kita tunggu informasi selanjutnya dari WHO," ujar Amin.

WHO mengklasifikasikan suatu varian SARS-Cov-2 sebagai VoI dengan sejumlah kriteria. Varian akan masuk VoI jika memiliki perubahan genetik yang diperkirakan atau diketahui memengaruhi karakteristik virus seperti penularan, keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, pelepasan diagnostik atau terapeutik.

Variant of interest juga diidentifikasi sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster Covid-19 di banyak negara dengan prevalensi relatif yang meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah kasus dari waktu ke waktu. Dampak epidemiologis nyata lainnya yang menunjukkan risiko yang muncul terhadap kesehatan masyarakat global juga menjadi penentu.

Istilah IHU

Dari mana datangnya istilah varian IHU? Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan, julukan itu terkait dengan badan penelitian yang melaporkan kasus awalnya.



"Karena pakarnya berafiliasi di IHU Méditerranée Infection maka keluarlah berita bahwa ini "varian IHU"," kata Prof Tjandra dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/1/2022).

Prof Tjandra mengatakan, tidak ada nomenklatur "varian IHU" dalam kasus Covid-19. Sebab, "IHU" adalah nama institut yang salah satu stafnya melaporkan hal ini, bukan abjad Yunani yang biasa dijadikan patokan WHO untuk memberi nama varian baru SARS-CoV-2.

Sesuai aturan International Health Regulation (IHR), menurut Prof Tjandra, pihak yang harus melaporkan secara resmi ke WHO bila ada kecurigaan sesuatu penyakit menular yang penting adalah IHR focal point di setiap negara. Pelaporan dibuat setelah IHR melakukan analisis mendalam di dalam negeri.

"Kalau hanya satu pendapat maka tentu masih perlu analisis mendalam sebelum nantinya jadi atau tidak sebagai laporan IHR focal point negara itu ke dunia," jelas Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai IHR focal point Indonesia sejak 2009 sampai 2014.

Di media, menurut Prof Tjandra, varian ini disebut sebagai B.1640.2. Sebenarnya, sejak 22 November 2021, WHO sudah menggolongkan B.1640--tanpa pembagian ".1" atau ".2"--sebagai "variant under monitoring" (VUM).

Varian tersebut menjadi VUM bersama dengan varian B.1.1.318 dan C.1.2. Keberadaan B.1640 sudah dilaporkan dari beberapa negara sejak September 2021.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler