Sidebar

Aktivis AS Desak Tesla Tutup Showroom di Xinjiang

Friday, 07 Jan 2022 10:43 WIB
Sedan Tesla

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON — Aktivis asal Amerika Serikat (AS) meminta Tesla Inc untuk menutup showroom yang belum lama dibuka di wilayah xinjiang, China. Mereka mengingatkan akan dugaan genosida Pemerintah China terhadap kaum minoritas muslim Uighur di Xinjiang. Showroom Tesla baru dibuka pada Jumat (31/12) tahun lalu. Produsen mobil listrik itu pembukaan showroom di Urumqi, di ibukota  Xinjiang.

Organisasi Dewan Hubungan Amerika-Islam yang berbasis di Washington, pada Senin (3/1) mendesak Tesla dan Elon Musk, untuk menutup showroom. Mereka menyebutkan, bahwa pembukaan showroom sama saja dengan memberikan dukungan ekonomi untuk genosida terhadap Uigur, karena itu showroom harus ditutup.

Tekanan pada perusahaan asing untuk mengambil posisi di Xinjiang, Tibet, Taiwan dan isu-isu bermuatan politik lainnya telah meningkat. Partai Komunis yang berkuasa mendorong perusahaan untuk mengadopsi posisinya dalam iklan mereka dan di situs web.

Mereka telah menyerang pakaian dan merek lain yang menyatakan keprihatinan tentang laporan kerja paksa dan pelanggaran lainnya di Xinjiang.

"Tidak ada perusahaan Amerika yang harus melakukan bisnis di wilayah yang merupakan titik fokus dari kampanye genosida yang menargetkan minoritas agama dan etnis," kata direktur komunikasi kelompok itu, Ibrahim Hooper, dilansir dari Religion News Service, Jumat (7/1).

Aktivis dan pemerintah asing mengatakan, sekitar 1 juta orang Uighur dan anggota minoritas Muslim lainnya telah dikurung di kamp-kamp penahanan di Xinjiang. Pemerintah China menolak tuduhan pelanggaran dan mengatakan kamp-kamp itu untuk pelatihan kerja dan untuk memerangi ekstremisme.

Sebelumnya, agen disiplin partai yang berkuasa mengancam Walmart Inc dengan boikot setelah beberapa pembeli mengeluh secara online bahwa mereka tidak dapat menemukan barang dari Xinjiang di toko Walmart dan Sam's Club di China

Pada Desember lalu, Intel Corp, pembuat chip komputer terbesar di dunia, meminta maaf karena meminta pemasok untuk menghindari sumber barang dari Xinjiang setelah pers negara menyerang perusahaan dan komentar online menyerukan boikot barang-barangnya.

Amerika Serikat telah melarang impor barang dari Xinjiang kecuali mereka dapat menunjukkan bahwa barang tersebut tidak dibuat dari hasil kerja paksa.

Ditanya tentang situasi Tesla, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dia tidak bisa mengomentari perusahaan tertentu, tetapi sektor swasta harus menentang pelanggaran hak asasi manusia dan genosida di Xinjiang.

"Masyarakat internasional, termasuk sektor publik dan swasta tidak dapat melihat ke arah lain ketika menyangkut apa yang terjadi di Xinjiang," kata Psaki.

China adalah salah satu pasar terbesar Tesla. Pabrik pertama perusahaan di luar Amerika Serikat dibuka di Shanghai pada 2019. Merek mobil asing lainnya termasuk Volkswagen, General Motors dan Nissan Motor Co. memiliki showroom di Xinjiang yang dioperasikan oleh mitra usaha patungan China pembuat mobil. VW juga mengoperasikan pabrik di Urumqi.


Berita terkait

Berita Lainnya