Kasus Covid-19 di Seluruh Dunia Tembus 300 Juta

Penyebaran cepat varian Omicron turut berkontribusi membuat rekor infeksi baru

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah total kasus Covid-19 di seluruh dunia telah melampaui 300 juta hingga Jumat (7/1/2022). Penyebaran cepat varian Omicron juga turut membuat rekor infeksi baru di puluhan negara selama sepekan belakangan.

Baca Juga


Seperti dilansir laman Channel News Asia, Sabtu (8/1/2022), 34 negara telah mencatat jumlah kasus tertinggi sejak awal pandemi dalam tujuh hari terakhir. Itu termasuk dari 18 negara di Eropa dan tujuh negara di Afrika.

Meskipun jauh lebih menular daripada virus corona sebelumnya, Omicron tidak menyebabkan penyakit parah terlebih untuk orang yang telah menerima dosis vaksin. Pekan lalu, tercatat 13,5 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia yang tercatat 64 persen lebih tinggi dari tujuh hari sebelumnya. Rata-rata kematian global turun tiga persen.

Otoritas kesehatan masyarakat Prancis mengatakan, bahwa risiko rawat inap sekitar 70 persen lebih rendah untuk Omicron, mengutip data dari AS, Inggris, Kanada, dan Israel. Namun dengan rata-rata global 2 juta kasus baru yang terdeteksi setiap hari, para ahli memperingatkan jumlah yang sangat banyak mengancam dapat membanjiri sistem kesehatan.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Omicron tidak boleh dikategorikan sebagai ringan. "Faktanya, tsunami kasus sangat besar dan cepat, sehingga membanjiri sistem kesehatan di seluruh dunia," ujarnya.

Penyebaran Omicron sejak terdeteksi enam pekan lalu telah mendorong banyak negara untuk lebih keras menggenjot laju vaksinasi dan beberapa negara menekan dengan pembatasan. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa akses ke bar dan restoran negara itu akan dibatasi untuk mereka yang telah divaksinasi sepenuhnya atau telah pulih dari virus dan juga dapat memberikan hasil tes negatif.

Namun, orang yang telah menerima suntikan booster akan dibebaskan dari persyaratan tes. Di negara tetangga Austria, Kanselir Karl Nehammer sementara itu dinyatakan positif Covid-19. "Tidak ada alasan untuk khawatir, saya baik-baik saja," katanya. "Saya terus memohon: divaksinasi."

Baca: Kasus Omicron Melejit, India Kerahkan Tambahan 45.000 Dokter Muda

Di Amerika Serikat (AS), tantangan terhadap mandat vaksin yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Joseph Biden didengar oleh Mahkamah Agung. Mandat tersebut mendapat serangan dari beberapa anggota parlemen Republik dan pemilik bisnis sebagai pelanggaran terhadap hak individu dan penyalahgunaan kekuasaan pemerintah.

Tetapi Hakim Agung Elena Kagan bertanya: "Mengapa ini tidak diperlukan untuk mengurangi risiko besar?" "Ini adalah bahaya kesehatan masyarakat terbesar yang dihadapi negara ini dalam satu abad terakhir," tambahnya.

Baca: Lampaui Delta, Covid-19 Omicron Buat AS Sentuh Rekor Kasus Tertinggi

Baca: Jumlah Warga Nikaragua Pencari Suaka di Kosta Rika Sentuh Rekor

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler