Taliban Larang Wanita Masuk ke Pemandian Umum
IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban mengumumkan larangan wanita Afghanistan menggunakan hammam atau pemandian umum di wilayah Utara negara itu. Kebijakan ini dijelaskan seorang pejabat dari cabang regional Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, Sardar Mohammad Heydari yang ditujukan untuk wanita di provinsi Balkh dan Herat.
Dilansir dari The New Arab, Jumat (7/1), langkah ini kemungkinan akan mempengaruhi banyak wanita Afghanistan yang mengandalkan fasilitas air hangat untuk mandi selama bulan-bulan musim dingin. Padahal pemandian juga sering digunakan oleh banyak wanita Afghanistan untuk mandi besar. Kritikus mengatakan langkah itu adalah contoh lain dari kelompok itu yang membatasi kebebasan perempuan.
“Kami memiliki rumah kecil tanpa ruang untuk kamar mandi lengkap dengan air panas, makanya saya sering ke hammam,” kata seorang warga Herat.
"Keluarga lain mungkin tidak memiliki fasilitas mandi sama sekali dan sepenuhnya bergantung pada pemandian umum, "tambahnya.
Kelompok hak asasi perempuan dari Human Rights Watch, Heather Barr, mengecam apa yang dia gambarkan sebagai kekejaman menolak perempuan untuk satu-satunya cara menghindari penyakit yang diatur tanpa alasan sama sekali.
“Mereka tampaknya memiliki niat ingin ikut campur dalam setiap aspek kehidupan perempuan. Kami mendengar peringatan dari wanita Afghanistan sejak awal, mengatakan bahwa situasinya akan menjadi lebih buruk. Hari ini, kami melihat bukti bahwa mereka benar," kata Barr.
“Mengapa mereka memikirkan [menghentikan] wanita pergi ke hammam ketika orang-orang kelaparan?, ” tambahnya.
Berita larangan baru itu menyusul laporan bahwa Taliban memerintahkan pemilik toko untuk mencopot kepala manekin. Rekaman manekin yang dipenggal muncul di media sosial, menarik kritik lebih lanjut dari kelompok tersebut.
Sejak merebut kendali Afghanistan pada pertengahan Agustus, negara itu telah jatuh ke dalam kekacauan keuangan, dengan inflasi dan pengangguran melonjak. Miliaran dolar aset negara itu telah dibekukan oleh Amerika Serikat, sementara pasokan bantuan telah terganggu. Badan-badan bantuan global telah memperingatkan bahwa lebih dari setengah dari 38 juta orang Afghanistan diperkirakan akan menghadapi kelaparan musim dingin ini. Alkhaledi Kurnialam