Pasukan Koalisi Rusia Mulai Tarik Diri dari Kazakhstan dalam 2 Hari
Alikhan Smailov menjadi perdana menteri baru Kazakhstan
REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev pada Selasa (11/1/2022) mengumumkan penarikan bertahap pasukan perdamaian pimpinan Rusia dalam dua hari, lansir kantor berita Kazinform.
Pada rapat pleno di parlemen, Tokayev mengatakan "fase kritis dari operasi kontra-teror telah berlalu. Dengan kembalinya stabilitas di negara itu, Tokayev mengatakan misi utama pasukan penjaga perdamaian Collective Security Treaty Organization (CSTO) telah berhasil diselesaikan.
"Penarikan bertahap pasukan penjaga perdamaian kolektif CSTO akan dimulai dalam dua hari ke depan," kata dia seraya menambahkan bahwa penarikan penuh bisa akan memakan waktu hingga 10 hari.
Pekan lalu, Tokayev mengumumkan keadaan darurat setelah protes massal terkait harga bahan bakar gas. Dia kemudian meminta bantuan CSTO, yang mengirim pasukan untuk meredakan kerusuhan.
Dalam perkembangan terkait, Alikhan Smailov terpilih sebagai perdana menteri Kazakhstan setelah 89 deputi memilihnya, menurut Kazinform.
Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan
Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit
Dalam pertemuan parlemen sebelumnya, Tokayev mengusulkan Smailov sebagai calon perdana menteri. Smailov menjabat sebagai asisten presiden Kazakhstan dari 2015-2018 dan bekerja sebagai Menteri Keuangan dari 2018-2019.
Pada 2021, Smailov diangkat kembali sebagai wakil perdana menteri pertama sekaligus menjabat sebagai menteri keuangan Kazakhstan.
Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota