Ditanya Soal Alat Pelacak di Vaksin Covid-19, Bill Gates: Tidak Masuk Akal

Bill Gates sebut menempatkan 'chip' di lengan tidak masuk akal.

EPA
Bill Gates menyinggung masalah misinformasi terkait Covid-19.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bill Gates menyinggung masalah misinformasi terkait Covid-19. Sang miliarder yang aktif di berbagai aksi filantropi itu telah menjadi sasaran serangan teori konspirasi yang menjadi viral di media sosial, salah satunya menuduh Gates menanamkan alat pelacak pada manusia melalui vaksin Covid-19. 

Baca Juga


"Menempatkan chip di lengan tidak masuk akal bagi saya, mengapa saya ingin melakukan itu?," ungkap Gates, dalam sesi tanya jawab di Twitter, dikutip dari laman Fortune, Kamis (13/1/2022).

Sebelumnya, pada Forum Ekonomi Baru Bloomberg di Singapura pada November 2020, Gates memperkirakan bahwa rawat inap COVID dan tingkat kematian akan turun di bawah flu musiman. Dia memprediksi ini terjadi pada pertengahan 2022.

Dengan asumsi, tidak ada varian baru yang lebih berbahaya yang muncul. Hanya beberapa pekan kemudian, para ilmuwan di Afrika Selatan mengumumkan penemuan varian omicron yang sangat mudah menular.

Untuk saat ini, Gates berpikir kemunculan varian yang lebih menular daripada omicron tidak mungkin terjadi. Akan tetapi, dia mengaku menjumpai banyak temuan mengejutkan selama pandemi.

Meski demikian, Gates melihat hikmah dari lonjakan kasus varian Covid-19 omicron secara global. Mantan CEO Microsoft itu menyebut Covid-19 nantinya bisa diperlakukan seperti flu musiman.

Gates memperkirakan bahwa omicron yang kini menular dengan cepat bakal memicu jumlah kasus yang jauh lebih sedikit. Pasalnya, banyak orang akan lebih kebal.

"Lonjakan omicron akan menciptakan banyak kekebalan setidaknya untuk tahun depan," kata pendiri Bill & Melinda Gates Foundation itu, 

Bagaimanapun, Gates memperingatkan bahwa fasilitas kesehatan di banyak negara akan menghadapi tantangan akibat omicron. Meskipun varian ini memicu kasus yang relatif lebih ringan, rumah sakit mungkin tetap kewalahan.

Hal itu lantaran banyaknya kasus akibat omicron yang membutuhkan perawatan medis. Pekan ini, rawat inap pasien Covid-19 di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi dan ada banyak keluhan kekurangan staf.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler