Infeksi Virus Herpes Kemungkinan Besar Jadi Penyebab Utama Multiple Sclerosis

Studi terbaru ungkap kaitan infeksi virus herpes dengan multiple sclerosis.

AP
Selma Blair menghadiri Oscar di Dolby Theatre, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (25/2/2019). Blair mengenakan tongkat sebagai alat bantu jalan setelah mengalami remisi Selma Blair menghadiri Oscar di Dolby Theatre, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (25/2). Blair menggunakan tongkat untuk alat bantu jalan setelah mengalami remisi multiple sclerosis.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa virus yang menyebabkan herpes, dikenal sebagai virus Epstein-Barr (EBV), merupakan penyebab utama dari multiple sclerosis. Penyakit ini pula yang membuat aktris Selma Blair tampil dengan memakai tongkat saat menghadiri Oscar di Dolby Theatre, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 2019.

Para peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health menemukan bahwa EBV sebagai salah satu virus paling umum di dunia meningkatkan potensi multiple sclerosis hingga 32 kali lipat. Sebelumnya, sejumlah ilmuwan telah berspekulasi bahwa virus  Epstein-Barr terkait dengan kondisi tersebut.

"Ini adalah studi pertama yang memberikan bukti kuat tentang kausalitas," ujar Alberto Ascherio, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health sekaligus penulis senior studi tersebut, dilansir The Irish Independent, Jumat (14/1/2022).

Ascherio mengatakan bahwa studi terbaru menjadi langkah besar karena menunjukkan bahwa sebagian besar kasus MS dapat dicegah dengan menghentikan infeksi EBV. Ia menuturkan bahwa para peneliti menargetkan EBV dapat mengarah pada penemuan obat untuk MS.

Studi mempelajari catatan medis dari lebih 10 juta orang yang terdaftar di militer AS, di mana sebanyak 955 di antaranya mengembangkan multiple sclerosis selama masa dinas mereka. Sampel darah yang diambil dua kali setahun oleh militer dianalisis oleh para peneliti untuk menentukan apakah seseorang memiliki EBV.

Dari sana, terlihat bahwa protein dan biomarker untuk degenerasi saraf yang disebut NfL hanya meningkat pada orang-orang yang telah terinfeksi virus  Epstein-Barr. Saat inim tidak ada obat tersedia untuk multiple sclerosis, yang merupakan kondisi relatif langka.

Baca Juga


National Multiple Sclerosis Society di Inggris mengatakan, risiko mengembangkan penyakit pada populasi umum adalah sekitar satu dari 1.000. Multiple sclerosis adalah penyakit peradangan kronis pada sistem saraf pusat.

Gejala multiple sclerosis tidak dapat diprediksi. Gejalanya berkisar dari cacat fisik, seperti masalah mobilitas, hingga kondisi kesehatan mental, seperti depresi.

Sementara itu, infeksi virus Epstein-Barr sangat umum. Infeksinya dapat ditemukan pada sekitar 95 persen orang.

Infeksi EBV membuat orang merasa lelah dan juga dikenal sebagai mono atau herpes. Setelah seseorang terpapar, patogen itu tetap berada di sistem mereka selamanya, sering kali tanpa gejala apa pun tetapi kadang-kadang aktif kembali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler