Vitamin D Bantu Lindungi Tubuh dari Infeksi Pernapasan? Ini Catatan Studi
Studi selama dua tahun meneliti vitamin D yang bisa kurangi risiko terkait Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Meiliza Laveda
Vitamin D dapat membantu tubuh menyerap kalsium yang meningkatkan kekuatan tulang. Selain itu, vitamin D juga bermanfaat pada fungsi otot, saraf, dan sistem kekebalan tubuh. Banyak ilmuwan mulai memahami bahwa kekurangan vitamin D dan suplemen vitamin D dapat memengaruhi penyakit.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa bukti bahwa vitamin D dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi saluran pernapasan. Selama dua tahun terakhir, para ilmuwan telah meneliti apakah vitamin D dapat mengurangi risiko yang terkait dengan Covid-19.
Sebuah studi terbaru yang muncul di The American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan adanya kesenjangan antara vitamin D dengan penyakit kardiovaskular dan kanker.
Kanker dan penyakit jantung
Profesor Nutrigenetika dan Nutrigenomik di University of Reading Inggris Vimal Karani menegaskan ada kesenjangan antara penelitian awal dan temuan dari uji klinis terkait vitamin D dan penyakit kardiovaskular. Dia menjelaskan studi epidemiologi besar masa lalu telah menetapkan hubungan antara kekurangan vitamin D dan risiko sifat penyakit kardiovaskular di berbagai kelompok etnis. Ini menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat menurunkan risiko kardiovaskular.
“Namun, uji klinis belum memberikan bukti yang meyakinkan tentang efek penurunan tekanan darah dari suplementasi vitamin D,” kata Karani.
Menurut dia, mungkin ada berbagai alasan termasuk perbedaan ukuran sampel, durasi suplementasi, dosis suplementasi, usia peserta, lokasi geografis, paparan sinar matahari, dan ukuran hasil. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan di beberapa kelompok etnis.
Percobaan Finlandia
Untuk memberikan bukti lebih lanjut tentang hubungan antara vitamin D, penyakit kardiovaskular, dan kanker, para peneliti melakukan uji coba vitamin D Finlandia. Ini berlangsung antara tahun 2012 dan 2018.
“Ketika kami mulai merencanakan percobaan, ada banyak bukti dari studi observasional bahwa kekurangan vitamin D akan dikaitkan dengan hampir semua penyakit kronis utama, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes tipe 2, dan kematian,” kata Profesor Nutrisi dan Kesehatan Masyarakat di University of Eastern Finland dan Peneliti Utama Dr Jyrki Virtanen.
Virtanen menemukan, kandungan vitamin D yang rendah pada masyarakat Finlandia berkaitan dengan risiko kematian dan gangguan metabolisme glukosa yang lebih tinggi. Namun, studi semacam ini tidak memberikan bukti kausalitas.
“Peningkatan status vitamin D tubuh dengan suplementasi vitamin D mengurangi risiko penyakit. Oleh karena itu, tujuan kami adalah memulai uji coba suplementasi vitamin D jangka panjang di Finlandia, di mana kekurangan vitamin D cukup lazim karena musim dingin yang panjang dan menyelidiki apakah suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko penyakit kronis utama dan kematian,” ujar dia.
Para peneliti melihat data dari 2.495 orang, termasuk peserta laki-laki 60 tahun atau lebih dan peserta perempuan yang pasca menopause dan 65 tahun atau lebih. Para peserta juga tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular atau kanker. Para peserta mengambil plasebo, vitamin D dengan dosis 1.600 unit internasional (IU) setiap hari atau vitamin D dengan dosis 3.200 IU setiap hari.
Salah satu faktor yang memperumit analisis ini adalah para peserta cenderung memiliki tingkat vitamin D yang tinggi pada awal penelitian. Menurut penulis, ini bermula dari penerapan kebijakan fortifikasi makanan dengan vitamin D di Finlandia yang dimulai pada 2003–2011.
“Kemungkinan suplemen vitamin D tidak memberikan manfaat kesehatan yang besar, terutama pada populasi di mana situasi vitamin D sudah baik pada awal percobaan,” ucap Virtanen.
Beberapa bukti manfaat
Dalam penelitian lain, vitamin D terbukti memiliki manfaat kesehatan. Profesor Sean Strain, Dr Emeir McSorley, dan Dr Pamela Magee dari Nutrition Innovation Center for Food and Health di Ulster University, Irlandia Utara merekrut 30 ribu peserta. “Ada beberapa indikasi bahwa orang yang diteliti memiliki insiden yang lebih rendah dari penyakit kardiovaskular dan kanker dibandingkan dengan statistik nasional,” kata mereka.
Ini mungkin menunjukkan bahwa peningkatan status vitamin D secara nasional memiliki manfaat bagi kesehatan keseluruhan populasi. Karena jumlah yang direkrut rendah, peserta mungkin tidak mewakili secara nasional dan harus berhati-hati saat menafsirkan temuan ini.
Manfaat vitamin D lainnya?
Dilansir Medical News Today, Ahad (16/1/2022), Dr Virtanen mengatakan untuk sementara ada beberapa bukti manfaat kesehatan dari suplementasi vitamin D dan temuan yang bertentangan. Namun, sampai saat ini tidak ada bukti suplemen vitamin D dapat mencegah infeksi Covid-19.
“Tidak ada bukti bahwa suplementasi vitamin D dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2, terutama dengan bentuk Covid-19 yang parah,” kata Virtanen.
Sementara itu, Profesor Strain, Dr. McSorley, dan Dr. Magee menyoroti peran vitamin D dalam sistem kekebalan tubuh yang sehat. “Ada bukti kuat baru-baru ini bahwa vitamin D mendukung sistem kekebalan tubuh. Mengingat pandemi global, tampaknya mereka yang kekurangan vitamin D tidak memiliki respons yang parah terhadap Covid-19 seperti mereka yang kekurangan dan yang terpenting, pulih lebih cepat,” ujar mereka.