Haruna Soemitro: Anggota Exco PSSI yang Kontroversial

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Haruna Soemitro menjadi perbincangan hangat saat ini.

Haruna Soemitro: Anggota Exco PSSI yang Kontroversial
Rep: Vanya Kalriska Red: Retizen

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Haruna Soemitro menjadi perbincangan hangat saat ini. Bukan hanya karena ucapannya kepada Shin Tae-yong, tetapi juga karena topik pengaturan pertandingan.


Perbincangan tentang Haruna Soemitro juga memicu tagar #HarunaOut yang dipicu oleh beberapa klaim dalam podcast JPNN yang tayang di kanal Youtube.

Link Video Haruna Soemitro >> Di Sini

Salah satunya penilaian Haruna tentang kebermaknaan sepak bola tanpa hasil, merujuk pada prestasi timnas Indonesia yang dipimpin Shin Tae-yong di Piala AFC 2020, di mana tim Eagle Air yang diisi pemain muda itu berhasil meraih juara. pemenang kedua.

Rapat penilaian yang disebut Haruna itu mengacu pada rapat internal yang digelar PSSI. Rapat internal juga dihadiri Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Deputy General Manager Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wakil Sekretaris Jenderal Maaike Ira Puspita, Exco Endri Erawan, Vivin Sungkono dan Direktur Teknik Indra Sjafri.

Kerusuhan tersebut ditanggapi PSSI melalui Sekjen Yunus Nus. Dia bersikeras bahwa masa depan Shin Tae-yong aman.

Selain Shin Tae-yong, pernyataan kontroversial lainnya dari Haruna Soemitro adalah soal pengaturan skor alias match fixing. "Memperbaiki bukanlah sesuatu untuk diberantas," katanya.

Menariknya, menurut lansiran detik.com, Haruna Soemitro juga dituding terlibat dalam pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia.

Dalam podcast yang sama, Haruna mengungkapkan apa yang dia ketahui tentang pasar taruhan sepak bola Indonesia. Termasuk "manipulasi pertandingan bukanlah sesuatu yang harus diberantas".

Menurut Haruna, karir manajer sepakbolanya dimulai di Persebaya Surabaya sekitar tahun 2003, dan tuduhan money game dan pengaturan pertandingan juga menimpanya.

Misalnya, pada 2019, saat namanya disebut-sebut, manajer Perseba Bangkalan Imron Abdul Fattah. Saat itu, Imren mengaku diminta menyediakan dana 140 juta rupiah untuk menjadi tuan rumah perempat final Piala Suratin 2009, dan satgas antimafia bola saat itu juga mengaku telah menerima bukti transfer dana yang disebut-sebut telah terjadi. mengalir ke Haruna dan Iwan Budianto.

Kemudian ada dugaan bahwa skor itu tercipta saat kalah 4-0 dari Persebaya Surabaya oleh Madura United di La Liga tahun 2018. Saat itu, Haruna dengan tegas membantahnya.

Saat mantan pelari Bambang Surio menyebut inisial 'H', namanya semakin dikaitkan dengan apa yang disebut pengaturan pertandingan. Saat itu, BS diketahui diminta mengidentifikasi manipulator skor federasi.

Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan "H" Bambang Suryo. Yang pasti, pemegang status "H" di PSSI bukan hanya Haruna. Ada lagi "H". Belum bisa dibuktikan apakah Bambang Suryo hanya membual atau memang ingin mengurai maag pria PSSI itu dengan apa yang disebut pengaturan skor.

 

sumber : https://retizen.id/posts/30685/profil-haruna-soemitro-anggota-exco-pssi-yang-kontroversial
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler