Soal Arteria Dahlan, Pengamat: Bahasa Sunda akan Terus Bertahan
Permintaan maaf Arteria Dahlan ke masyarakat Jabar dinilai patut diapresiasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Arteria Dahlan telah menyampaikan permohonan maafnya terkait pernyataan pencopotan Kajati berbahasa Sunda dalam rapat. Pengamat Komunikasi dari Universitas Budi Luhur, Ummaimah Wahid mengapresiasi permintaan maaf tersebut dan berharap kemarahan orang Sunda mereda.
"Toh Bahasa Sunda dengan 36 juta lebih penduduk akan tetap bertahan. Anggap saja ini sebagai pemantik atau kritik membangun agar masyarakat Sunda menjaga bahasa dan budaya Sunda sebagai kekayaan dan kearifan lokal," ujarnya.
Ia mengingatkan politisi agar tidak menyinggung soal SARA dan memunculkan sentimen masyarakat lokal saat memberikan pernyataan. Walaupun ia paham soal teguran Arteria kepada pejabat Kajati yang berbahasa Sunda untuk mengingatkan agar pejabat selalu berbahasa Indonesia ketika dalam rapat.
"Namun jika menggunakan bahasa daerah pun tidak masalah, karena menghargai kearifan lokal dan juga agar bahasa Daerah tidak punah. Dan kalau diingatkan ya ok saja. Namun mungkin caranya, tujuannya agar dimengerti semua pihak atau peserta rapat," terangnya kepada wartawan, Kamis (20/1).
Pada dasarnya, kata Ummaimah, Indonesia tidak ada tanpa masyarakat Sunda dan daerah-daerah lainnya. Karena itu, sekali lagi ia mengingatkan para politisi jangan selalu membawa sentimen lokal kesukuan.
"Jangan hanya ingat masyarakat dan bahasa daerah jika mau kampanye pemilu saja. jika sudah terpilih lupa bersikap luhur kepada masyarakat lokalnya," ujar Ummaimah.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Arteria Dahlan akhirnya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat. Hal itu berkaitan dengan kontroversi terkait pernyataan Anggota DPR-RI itu pada saat Raker Komisi III dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2021).
“Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” ujar Arteria di DPP PDI Perjuangan pada Kamis (20/1).
Klarifikasi dan permintaan maaf Arteria disampaikannya saat diterima oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun.