Gejala Kanker Paru, Begini Cara Mengenalinya dari Suara Batuk

Kenali gejala kanker paru dari batuk yang dialami.

Pixabay
Batuk (Ilustrasi). Jenis batuk dapat bervariasi, tetapi dalam beberapa kasus batuk kanker paru-paru dapat disertai dengan suara mengi atau berderak.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu gejala paling umum dari kanker paru-paru adalah batuk berkepanjangan. Akan tetapi, batuk juga bisa menjadi gejala dari banyak kondisi lain. Lalu, bagaimana cara membedakan batuk "biasa" dengan gejala kanker paru-paru?

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), batuk patut diwaspadai apabila tidak hilang setelah dua sampai tiga pekan. Segera periksakan diri jika batuk terus memburuk seiring waktu atau mengandung darah.

Jenis batuk dapat bervariasi, tetapi dalam beberapa kasus batuk kanker paru-paru dapat disertai dengan suara mengi atau berderak. Meski begitu, tidak bisa menilai tingkat keparahan batuk hanya berdasarkan suaranya.

Kanker paru merupakan jenis kanker kedua terbanyak di dunia pada 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan kematian terbesar pada 2020, dengan jumlah kematian mencapai 1,8 juta kasus.

Baca Juga


Kanker paru semakin mematikan karena kerap tak menunjukkan gejala berarti ketika masih berada pada stadium awal. Padahal, deteksi dini sebelum penyakit menjadi agresif akan membuat pengobatan lebih berhasil.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencermati kondisi tubuh. Selain batuk yang telah dibahas, gejala lain dari kanker paru adalah infeksi dada yang terus datang kembali.

Begitu pula sakit atau nyeri saat bernapas atau batuk, sesak napas terus-menerus, kelelahan terus-menerus, dan kekurangan energi. Kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas pun patut diwaspadai.

Sementara itu, gejala kanker paru-paru yang kurang umum meliputi perubahan tampilan jari-jari. Misalnya, jari menjadi lebih melengkung atau ujungnya menjadi lebih besar. Kondisi itu dikenal sebagai finger clubbing.

Beberapa pasien kanker paru-paru mengalami kesulitan menelan (disfagia) atau nyeri saat menelan, mengi, suara serak, serta pembengkakan pada wajah atau leher. Gejala lain ialah nyeri dada atau nyeri bahu yang persisten.

Faktor gaya hidup tertentu dapat memicu risiko kanker ini. Sekitar 70 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok.

NHS menyebutkan, merokok 25 batang sehari meningkatkan risiko kanker paru-paru sebesar 25 kali. Walau begitu, seseorang juga dapat mengembangkan kanker paru-paru bahkan jika dia tidak pernah menjadi perokok.

Secara usia, kanker paru-paru cukup jarang terjadi pada orang di bawah usia 40 tahun. Empat dari 10 kasus didiagnosis pada orang berusia di atas 75 tahun, dikutip dari laman Express, Jumat (21/1/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler