Sebelum Tenar, Sylvester Stallone Ditempa Kehidupan Keras
Kehidupan Sylvester Stallone keras sebelum terkenal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum menuai kesuksesan dari karier berakting, aktor Sylvester Stallone menghadapi berbagai tantangan hidup. Pria yang kini berusia 75 tahun itu pernah bangkrut hingga uangnya hampir habis.
Stallone pernah diusir dari flatnya di New York, Amerika Serikat. Pemeran John Rambo di film First Blood itu pun sempat bekerja serabutan dengan upah seadanya sampai harus menjual anjing peliharaannya seharga 50 dolar AS.
Tidak hanya di usia dewasa, Stallone telah mengalami tantangan sejak masa kecil. Dia mengaku melewati masa sulit dengan keluarga dan orang tuanya.
Untuk mengatasi itu semua, Stallone punya cara tersendiri. Aktor yang akan tampil di Guardian of the Galaxy 3 itu menjalani kehidupan dengan mengalir saja, tanpa menganggap semua permasalahan sebagai hal serius.
Alih-alih menyebut masalah besar sebagai tragedi, Stallone akan memandangnya selayaknya komedi yang tidak abadi. Menurut aktor The Expendables itu, semua manusia pasti akan merasa senang dan sedih.
Awan kelabu datang dan pergi. Stallone memilih melihat hidup seperti lautan, terkadang ada badai, kadang pemandangannya indah, semua selalu berganti. Dengan pemahaman itu, dia tidak mengalami depresi berkepanjangan ketika hal buruk terjadi.
"Saya percaya itu hanya siklus naik turun. Sabar saja, tidak perlu panik," ujarnya pada acara Mola Living Live di Mola TV, Jumat (21/1/2022).
Stallone mengenang dirinya cukup pemberontak saat masih anak-anak. Sedari kecil, dia sudah punya tekad untuk menjadi dirinya sendiri, ingin menjadi berbeda dan tidak seperti orang kebanyakan.
Sejak usia belia pun Stallone sudah sangat menyukai film, terutama genre fantasi yang menampilkan tokoh seperti Sinbad, Hercules, dan Frankenstein. Sabtu pagi, ketika bioskop masih sepi, dia sudah datang dan menonton.
Film menjadi semacam eskapisme bagi Stallone. Dia punya kecenderungan menghindar dari kenyataan dengan mencari hiburan dan ketenteraman di dalam dunia fantasi dan semesta khayalan dalam sinema.
Stallone percaya kunci kesuksesan tidak sekadar kepintaran akademis, tetapi juga kekuatan imajinasi. Menurut penulis skenario bernama lengkap Sylvester Gardenzio Stallone itu, ada banyak murid brilian lulusan kampus ternama, tapi mereka hanya bermental pekerja tanpa punya kreativitas.
Mereka tidak menciptakan bisnis atau membuat temuan teknologi. Sebaliknya, para inovator kreatif biasanya saat di sekolah dianggap bodoh karena tidak mendengar atau melakukan seperti yang diucapkan guru.
"Mereka melihat dunia seperti menyelesaikan sebuah puzzle. Saya menganggap mereka sebagai individu-individu yang berbeda dan seharusnya dididik dengan cara yang berbeda," kata Stallone.