Tren TikTok Nyeleneh di Malaysia: Unboxing Pengantin Wanita di Malam Pertama
Tren ini dinilai bertentangan dengan ajaran Islam dan mengundang fitnah.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tren unboxing pengantin baru wanita sedang ramai di negeri jiran, Malaysia. Tren tersebut pertama kali muncul di Tiktok pada Januari lalu.
Tren unboxing pengantin wanita ini menjadi viral dan banyak diikuti oleh pengantin baru lainnya. Namun, tren ini kemudian mendapatkan kecaman dari otoritas agama di negeri tersebut.
Menurut Mufti Mohd Asri Zainul Abidin, di negara bagian Perlis di pantai barat Malaysia, seorang pria yang merekam tindakan seperti melepas aksesori kepala istrinya dan membagikannya di jejaring sosial, sama halnya dia menjual istri. Teknologi, tambahnya, membuat orang lebih mudah untuk memamerkan apa yang menjadi kebanggaan dirinya.
“Kebanggaan ini untuk memamerkan apa yang menjadi milik mereka, termasuk mengunggah konten unboxing diri mereka, hanya demi like,” ujarnya, dilansir dari Asia One, Senin (24/1).
Departemen agama negara bagian Perak mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pasangan untuk menjauh dari tren yang bertentangan dengan ajaran Islam. Tren tersebut dianggap dapat membawa orang berbuat dosa dan mengundang fitnah.
Departemen Agama Islam Wilayah Federal Malaysia juga mengecam tren baru tersebut. Menurutnya, tanggung jawab laki-laki sebagai pemimpin keluarga adalah melindungi orang yang mereka cintai dari dosa.
“Suami harus melindungi dan menjaga anggota keluarganya dari perbuatan yang mengundang murka Allah serta mengajak mereka menaati Allah dan meninggalkan larangan-Nya termasuk budaya maksiat dan bertentangan dengan ajaran Islam,” tulis Direktur departemen tersebut Mohd Ajib Ismail.
Tren unboxing pada awalnya hanya dilakukan oleh seseorang yang merekam video ketika ia hendak membuka suatu paket dengan hati-hati. Paket tersebut biasanya akan berisi sebuah barang yang dipesan, misalnya barang elektronik.
Unboxing pengantin adalah tren baru yang dilakukan generasi muda untuk menandai pernikahan mereka dan mengumumkan kepada siapa pun yang menonton bahwa mereka telah menikah secara resmi.
Seorang pengguna Tiktok, lli Aqilah mengaku kaget dengan tren anak-anak muda saat ini. Ia menganggap tren ini sangat berlebihan dengan mengungkap hal pribadi di jejaring sosial.
“Anda berbagi (hal) berlebihan, dan saya tidak akan melakukannya,” kata Ili (32 tahun).
Salah satu video Tiktok menampilkan sosok pengantin baru yang menghadap cermin di malam pertama mereka. Lalu, pengantin pria melepas mahkota atau aksesoris dari kepala istrinya. Video tersebut mendapatkan 70 ribu like.
“Mereka tidak menyadari bagaimana konten seperti ini bisa berbalik dan 'menggigit' mereka. Tentu saja kita hidup di dunia yang bebas, tapi bagaimana perasaan orang tua dan mertua jika melihat video tersebut? Bisakah Anda bayangkan betapa canggungnya makan malam keluarga nantinya?” tanya lli.
Salah satu pengguna Twitter, @IamAjak mengimbau pasangan lain untuk tidak mengikuti tren itu. “Hormati martabat dan harga diri masing-masing,” katanya.
Para ahli menilai, tren kontroversial ini adalah dampak dari nilai-nilai yang telah berubah di dunia modern. Associate Professor Awang Azman Awang Pawi dari Departemen Sosiokultural Universitas Malaya mengatakan media sosial telah menyebabkan era individu yang mendambakan perhatian dan mencari 'like' dengan banyak pengguna tidak menyadari bahwa tindakan mereka dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.
“Ini berarti pengaruh Barat terhadap orang Melayu lebih nyata, terutama di kalangan anak muda. Mereka sudah mulai lebih terbuka dan moderat dan mempertimbangkan tren unboxing pengantin yang diterima oleh komunitas global meskipun menerima kritik dari otoritas agama dan konservatif,” katanya.
Ia memprediksi kritik yang terus-menerus dari kaum konservatif di media sosial perlahan-lahan akan menekan tren tersebut, tetapi tidak akan bisa menghapus sepenuhnya. “Akibat perubahan nilai, cara berpikir dan adopsi pengaruh budaya dari masyarakat Barat, tren ini tidak akan hilang tetapi akan berkembang di zaman modern selama tidak ada sanksi oleh lembaga agama untuk menyelesaikan masalah dengan mengendalikan masyarakat,” katanya.
Pakar media sosial Mohd Zulhelmie Zullifan mengatakan orang Malaysia umumnya memiliki gagasan tentang tren mana yang harus diikuti dan mana yang harus dihindari, tetapi mungkin ada kelompok yang tidak dapat membedakannya. “Saya kira konsep unboxing itu salah paham, mungkin orang-orang yang senang menonton video unboxing dengan barang-barang seperti gawai berpikir akan lucu untuk ditiru jika mereka unboxing istrinya dan menarik minat orang lain, jadi mereka mengikutinya,” tambah Zulhelmie.
“Jika orang melakukan ini di Barat, itu baik-baik saja, tetapi di Malaysia dengan sebagian besar penduduknya Muslim dan istri-istri ini yang berpartisipasi dalam membuka hijab, itu adalah masalah,” ujarnya.